Tentu saja kita merasa prihatin. Di satu sisi kita melihat bahwa masyarakat masih peduli terhadap penyelenggaraan pemberantasan korupsi, tapi juga merasa khawatir akan mengarah ke mana komisi ini selanjutnya. Masalahnya, selama menjalani operasionalnya KPK harus mampu menampilkan kinerja yang kredibel. Demikian juga sosok para penyelenggaranya. Kredibilitas sepenting itu mustahil akan terpenuhi jika para komisioner yang menjadi penyelenggaranya diragukan integritasnya.
Intinya, masyarakat tidak mengharap agar KPK cuma sebatas bekerja sebagaimana lembaga negara lainnya. Sebagian besar masyarakat sudah cukup lama merasa kecewa terhadap penyelenggaraan negara yang berlangsung seperti sekarang ini. Rendahnya kepercayaan seperti itu akan membawa dampak yang kurang baik.
Kita saksikan bagaimana kerja DPR. Para wakil rakyat sudah memperoleh fasilitas yang sangat berlebih dari negara. Tapi bagi mereka tampaknya hal itu belum cukup. Belakangan viral video yang merekam ucapan salah seorang anggota DPR yang meminta paket lebaran dari salah satu BUMN. Alasannya, untuk mereka bagikan kepada konstituennya.
Video tersebut jelas-jelas sangat memalukan. Masyarakat sangat mengharap agar penyelenggaraan negara dilaksanakan dengan cara-cara yang bermartabat. Etika dan moralitas menjadi salah satu kriterianya. Jika para penyelenggara negara mengabaikan norma-norma sepenting itu berarti negara ini dikelola dengan langkah-langkah yang sangat tidak patut.
Perkara yang saat ini melibatkan Alun Trisambodo juga sangat melukai perasaan masyarakat. Jika rakyat dituntut agar taat membayar pajak, pejabat yang memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakannya justru memanfaatkan kesempatan untuk memperkaya diri sendiri. Karena kita percaya bahwa operasional pemerintahan sebagian besar sangat tergantung pada besar kecilnya pemasukan dari pajak, apa yang dilakukan pejabat pajak seperti itu mesti dihukum seberat-beratnya.
Mungkin tidak terlalu berlebihan jika kita menganggap negara ini sedang dilanda krisis moralitas. Tidak ada gunanya kita bersemangat berbicara tentang nilai-nilai luhur Pancasila jika moralitas penyelenggara negaranya sendiri serendah itu.
Kita juga ingin menggugah para pemimpin keagamaan. Meski negara kita bukan negara agama, tapi ada lima agama yang diakui oleh negara. Mestinya, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran setiap agama terpancar dengan jelas, menjadi acuan penyelenggaraan negara di berbagai bidang. Maraknya berbagai kasus korupsi menunjukkan penodaan terhadap agama.
Kita ingin menekankan, saat ini martabat bangsa dan negara sedang dipertaruhkan. Para pemimpin, apakah itu di lingkungan pemerintahan maupun di jajaran partai politik, seolah sedang terlena sebatas berbicara dan bertindak berlandaskan pada emosi semata. Mereka tampaknya tidak merasa perlu untuk mengembangkan akal sehat.
Berbeda
Harus kita akui wawasan yang dimiliki para pemimpin bangsa saat ini sangat jauh berbeda dengan yang dicontohkan para pemimpin bangsa di masa-masa awal kemerdekaan. Makin jarang kita ungkap bagaimana sederhananya kehidupan Bung Hatta. Padahal dia adalah proklamator dan wakil presiden. Bukan hanya ditingkat pemerintahan pusat di daerah pun para pemimpinnya teguh berpegangan pada nilai-nilai moralitas.
Apa yang menjadi pendorongnya sehingga mentalitas para pemimpin kita saat ini sudah demikian parah? Faktor yang paling mudah kita tebak adalah keserakahan. Materi menjadi satu-satunya capaian yang mereka banggakan. Sebaliknya, integritas mereka abaikan.
Terkini Lainnya
Berbeda
Tags
KPK
martabat
Firli Bahuri
krisis moral
Artikel Pilihan
Terkini
Krisis Industri Tekstil Indonesia, Antara Gempuran Produk Impor dan Lemahnya Daya Saing
Model Rasional-Efisien Parpol Makin Sering Digunakan di Pemilu 2024, Ambil Untung Demi Partai
Koperasi Kunci Ekonomi Indonesia Maju, Tantangan yang Harus Dijawab Prabowo dan Gibran
Balas Budi Politik dalam Pembagian Jabatan, Jangan Korbankan Reputasi Perusahaan
Jawa Barat Kecanduan Judi Online, Jangan Asal Pilih Gubernur di Pilkada 2024
Polling Pikiran Rakyat
Terpopuler
Profil Gus Zizan: Tokoh Muda NU yang Inspiratif, Kini Terkena Skandal
Pegi alias Egi Buronan Kasus Vina Cirebon Ditangkap di Bandung, Buronan Lain Akan Ditembak jika Tak Menyerah
Ini Tampang Diduga Pegi Setiawan Alias Perong Alias Egi di Kasus Vina Cirebon
Kronologi Penangkapan Pegi Setiawan Alias Egi, Otak Utama Penghilangan Nyawa Vina Cirebon
Cara Beli dan Harga Tiket Persib Bandung vs Madura United Leg 1 Final Championship Series BRI Liga 1
Nyawa Wanita di Lembang Bandung Barat Dihilangkan Pria Bertopeng, Sempat Teriak Minta Tolong
Kapan Tiket Final Persib vs Madura United Dibuka? Kick Off 26 Maret 2024 di Stadion Si Jalak Harupat
Pegi Alias Perong di Kasus Vina Cirebon Ditangkap Polisi Setelah 8 Tahun Jadi Buronan
Detik-Detik Singapore Airlines Turbulensi Ekstrem, Penumpang dan Barang Jungkir Balik di Pesawat
Pegi Setiawan Alias Perong Tidak Melawan Saat Ditangkap, Sempat Jadi Buronan Kasus Vina Cirebon
Kabar Daerah
Pilgub 2024 Jateng: Dapat Sinyal Ketua DPP PDIP, Kaesang Pangarep Kian Mantap Maju Cagub
Dugaan Kasus Korupsi Dana Hibah Mujahidin Terindikasi Pending Penetapan: Apa Penyebabnya?
10 Tempat Makan Legendaris dan Tertua di Malang, Kuliner yang Bikin Kamu Rela Berdiri Lama Demi Kelezatannya!
Menyusuri ruang lain Bulukumba di sisi 'ejaan': 'Balangtieng' atau 'Balantieng'?
Ini Rute dan Biaya Menuju Air Terjun Brang Rea di Sumbawa Barat
Pikiran Rakyat Media Network
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022