kievskiy.org

Perbedaan Penetapan Lebaran 2023 Harus Disikapi Bijak, Kita Selalu Bisa Jaga Toleransi

Ilustasi toleransi
Ilustasi toleransi /Pixabay/SCY

PIKIRAN RAKYAT - Tidak terasa bulan Ramadan 1444 H/2023 sudah memasuki babak akhir perjalanannya. Tinggal beberapa hari lagi umat Muslim akan merayakan Idulfitri. Momentum penanda kemenangan  setelah melaksanakan ibadah saum selama sebulan penuh. Di hari Lebaran nanti, manusia yang beriman akan kembali ke fitrahnya seperti bayi yang baru dilahirkan, bersih tanpa dosa seperti yang telah dijanjikan oleh Allah swt.

Sebagai umat Muslim, tentu kita akan sangat sedih meninggalkan bulan yang penuh rahmat ini. Ramadan adalah bulan istimewa bagi umat Islam. Di bulan suci ini, kaum Muslimin dilatih untuk bersabar, menahan, dan mengendalikan diri dari sikap dan perbuatan yang tercela selain tentunya menahan rasa lapar dan hari.  Pada bulan yang indah ini pula menjadi saat yang tepat untuk bertaubat, merenung, berintrospeksi, bermuhasabah mengevaluasi diri dari perbuatan yang telah dilakukan selama sebelas bulan sebelumnya. Dengan begitu, kita diharapkan bisa menjadi sosok yang lebih baik seusai Ramadan nanti.

Kini, umat Muslim mulai bersiap menyambut hari Idulfitri. Lebaran bukan hanya milik umat Islam. Semua orang turut merayakannya dengan suka cita. Idulfitri sebagaimana juga Islam bisa menjadi rahmat bagi semua. Apalagi dengan segala bentuk tradisi dan budaya yang menyertainya. Bahkan, beberapa di antaranya hanya ada di Indonesia.  Kebhinekaan yang patut disyukuri dan diharapkan bisa mempererat persatuan di tengah merebaknya isu intoleransi akhir-akhir ini.

Saling menghormati perbedaan adalah kunci dari semua itu. Begitu pula dengan apa yang terjadi dalam penentuan Idulfitri tahun ini. Seperti diketahui, seluruh umat Muslim di Indonesia memulai Ramadan secara bersamaan, pada 23 Maret 2023. Namun, untuk perayaan Idulfitri kemungkinan akan terjadi perbedaan.

Salah satu ormas Islam yaitu Muhammadiyah sudah menentukan Lebaran atau 1 Syawal tahun ini akan jatuh pada Jumat (21 April 2023). PP Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal dalam menentukan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Sementara, beberapa ormas lainnya seperti Nahdlatul Ulama dan Persatuan Islam kemungkinan baru akan merayakan Idulfitri pada Sabtu (22 April 2023).

Kemenag sendiri baru akan menggelar sidang isbat 1 Syawal 1444 H pada Kamis, 20 April 2023. Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin menjelaskan, sidang isbat akan diawali seminar pemaparan posisi hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kemenag. Berdasarkan data hisab, pada Kamis , 29 Ramadan 1444H / 20 April 2023, posisi hilal saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk dengan ketinggian antara 0 derajat 45 menit sampai 2 derajat 21,6 menit dengan sudut elongasi antara 1 derajat 28,2 menit sampai 3 derajat 5,4 menit. Kemenag juga akan melakukan pemantauan hilal atau rukyatul hilal di 123 titik lokasi di seluruh Indonesia. 

Bijak

Apa pun hasil keputusan siding isbat nanti, jika ada perbedaan tentunya harus disikapi secara bijak oleh semua pihak. Apalagi, di Indonesia memang tidak ada aturan khusus seperti di beberapa negara Islam yang mewajibkan masyarakat mengikuti keputusan pemerintah terkait waktu penetapan awal puasa dan Idulfitri. 

Perbedaan waktu merayakan Lebaran arus dimaknai sebagai keindahan dan keberkahan. Bahkan Rasulullah saw mengatakan bahwa perbedaan itu adalah rahmat. Yang penting, perbedaan itu tidak boleh dijadikan sebagai alat politisasi suatu kelompok. Jika itu terjadi akan menjadi musibah bagi bangsa Indonesia khususnya umat Islam.

Indonesia sebagai negara yang penuh keberagaman suku, agama, ras, dan budaya perlu menanamkan nilai-nilai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Perlu kesadaran bersama untuk memupuk terus keberagaman untuk menghindari perpecahan. Dengan begitu, tidak boleh terdengar lagi polemik seperti yang terjadi di Pekalongan dan Sukabumi terkait perizinan Salat Id.

Selama ini, kita selalu bisa menjaga toleransi di tengah keberagaman antarumat beragama di negeri ini. Tentu akan sangat disayangkan jika tak bisa melakukan hal yang sama untuk orang-orang yang satu akidah dengan kita. Yang jelas, semua pihak harus saling menghormati dan bisa menjaga kerukunan umat. 

Semoga kita masih bisa dipertemukan dengan Ramadan tahun depan. Selamat Idulfitri, mohon maaf lahir dan batin.****

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat