/photo/2020/02/18/2280657930.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Ketika tulisan ini dibuat, lini masa akun twitter saya masih ramai dipenuhi bahasan tentang Ayi Beutik, tanggal 9 Agustus tepat 6 tahun wafatnya tokoh bobotoh berpengaruh, Ayi Beutik.
Almarhum menghembuskan nafas terakhir pada 9 Agustus 2014, beberapa bulan sebelum klub sepak bola yang paling dicintainya mengangkat tinggi trofi juara liga musim itu.
Tahun ini ingatan akan sosok Ayi Beutik tetap terjaga baik, semua merindukannya dan ingin meneruskan memori itu, bahkan Mia-istri almarhum menggarap sebuah project berupa film semi dokumenter tentang almarhum, dan ini bisa dikatakan film terbaik yang paling akurat dan humanis karena tak hanya menjadikan orang-orang terdekat sebagai narasumber namun juga mereka yang mampu bercerita dengan penuturan apa adanya dalam konteks keseharian.
Baca Juga: 3 Zodiak yang Diprediksi Kurang Beruntung Minggu Ini, Virgo Harus Hati-hati
Takkan pernah terganti
Jujur saya pernah begitu gusar ketika enam tahun lalu menerima kenyataan betapa sangat minim literasi dan dokumentasi tentang Ayi Beutik terkait sisi humanis dan kesehariannya.
Pemberitaan dan artikel yang muncul didominasi tentang sepak terjang Ayi Beutik dan perseteruan suporter sepak bola, sehingga persepsi negatif selalu mewarnai. Padahal bagi mereka yang mengenal almarhum tentu akan sepakat tentang sisi lain Mang Ayi yang justru bisa jadi lebih menarik dan layak diteladani.
Baca Juga: Update Virus Corona Dunia 10 Agustus 2020, Angka Positif Tembus 20 Juta Jiwa
Demi menjaga memori tentang sisi lain Ayi Beutik saya pernah merasa perlu untuk membuat 6 (enam seri) artikel berjudul “Beutik”, seluruh artikel tersebut masih bisa dibaca di www.simamaung.com, enam tulisan tersebut tentu hanya bisa mengakomodir kisah-kisah yang benar-benar saya alami bersama Ayi Beutik saja, namun tak menjangkau kisah yang jauh lebih menarik tentang interaksi Ayi Beutik bersama sahabat-sahabatnya.