kievskiy.org

AI Invasi Dunia Kerja di Indonesia, Mulai dari Pak Alpha Hingga Trio Presenter Nadira-Sasha-Bhoomi

Ilustrasi presenter TV berbasis kecerdasan buatan.
Ilustrasi presenter TV berbasis kecerdasan buatan. /Freepik Freepik

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah profesi pun digadang-gadang terancam oleh AI ini. Bahkan, ancaman itu sudah di depan mata dan mulai terjadi. 

Mulai Senin, 8 Mei 2023, para penerus bangsa, yaitu anak-anak muda yang duduk di kelas XII (3 SMA), memulai babak baru dari kehidupan mereka. Yaitu menjalani Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasinal Berdasarkan Tes (SNBT). Bermimpi masuk program studi yang diinginkan di perguruan-perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia, lulus, dan bekerja dengan penghasilan tinggi.

Namun, tidak semua para penerus bangsa punya kemewahan itu. Berdasarkan data panitia seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru, hingga penutupan pendaftaran UTBK-SNBT 2023 (Senin, 17/5/2023), ada 1.294.263 siswa yang diterima sistem sebagai calon pendaftar UTBK-SNBT 2023. Namun, hanya 803.853 siswa yang melakukan proses pemilihan program studi dan finalisasi akun. Sebanyak 490.410 siswa gagal mengikuti UTBK-SNBT 2023. 

Menurut persyaratan, yang bisa mengikuti UTBK adalah mereka yang punya akun SNPMB (seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru), WNI yang punya nomor induk kependudukan, serta siswa SMA/MA/SMK sederajat calon lulusan 2023. Mereka juga harus punya surat keterangan siswa SMA/MA/SMK kelas 12 atau peserta didik paket C tahun 2023. Umur maksimal 25 tahun (per 1 Juli 2023).

Berdasarkan data BPS tahun 2022, WNI yang berumur 15 tahun ke atas hingga 25 tahun, sekitar 48 juta orang. Artinya, untuk tahun 2023 ini, hanya sekitar 1,6% remaja remaja Indonesia yang mencoba melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, khususnya untuk perguruan tinggi di dalam negeri.

Setelah lolos lubang jarum, perjuangan mereka belum berhenti. Masih harus melalui masa perkuliahan yang tak semudah masa SMA. Setelah lulus, tantangan berikutnya adalah mencari kerja. Dan, itulah tantangan terbesar, khususnya di dunia yang serbadigital dan makin masifnya penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di berbagai bidang. 

Para sarjana tak hanya bersaing dengan sesama sarjana, tetapi juga dengan AI. Kepintaran tidak cukup karena bisa saja dan sangat mungkin, AI?jauh lebih pintar dan piawai mengerjakan sebuah tugas. 

Pak Alpha

Pak Alpha, dosen AI pertama di Indonesia diluncurkan Universitas Teknokrat Indonesia (UTI).
Pak Alpha, dosen AI pertama di Indonesia diluncurkan Universitas Teknokrat Indonesia (UTI). UTI

Sejumlah profesi pun digadang-gadang terancam oleh AI ini. Bahkan, ancaman itu sudah di depan mata dan mulai terjadi. Contohnya, akhir April lalu, Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) menghadirkan dosen berbentuk AI bernama Alpha. Pak Alpha diklaim sebagai AI pertama di Indonesia di dunia pendidikan. Ketua Tim Pengembangan UTI, Ryan Randy Suryono mengatakan, Pak Alpha dibuat menggunakan pemrograman deep learning dan natural language processing (NLP). Salah satu teknologi yang digunakan dalam pengembangannya adalah teknologi text to speech.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat