kievskiy.org

Pentingnya Kolaborasi untuk Lahirkan Pemilih Jernih pada Pemilu 2024

Ilustrasi pemilu 2024.
Ilustrasi pemilu 2024. /Dok. Kementerian Komunikasi dan Informatika

PIKIRAN RAKYAT - Bisa jadi Pemilu 2024 akan menentukan warna birokrasi negeri ini selanjutnya. Sejumlah birokrat pun ada yang mulai ancang-ancang menentukan sikap agar dapat mempertahankan jabatannya.

Mungkin tahun depan sudah mulai akan semakin terlihat pemihakan kepada calon tertentu. Tidaklah berlebihan jika kemudian ada pendapat bahwa politik beriringan jalan dengan kegiatan birokrasinya.

Bila itu benar, maka saling menjegal bisa terjadi sepanjang perjalanan kebirokrasian. Munculnya sejumlah tindak pidana korupsi yang melibatkan politisi dan birokrat menunjukkan ikatan tersebut. Birokrat tidak bisa leluasa bertindak tanpa komando atasannya yang acap kali dipengaruhi motif politis. Bisa jadi itulah yang dimaksud bahwa politik membelenggu aktivitas birokrasi, kendati harus melakukan penyimpangan prosedur yang baku.

Baca Juga: BEM UI: Jokowi Berpihak ke Capres PDIP jelang Pemilu 2024, Melayani Rakyat atau Parpol?

Dioprek

Boleh jadi, untuk menjadi pejabat politik, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Pengeluaran tersebut dikalkulasi dengan bayangan pendapatan yang bakal diterima tatkala dirinya menjadi pejabat negeri.

Tatkala bayangan tersebut meleset, kemungkinan penyimpangan dapat dioprek untuk memenuhi harapan para pihak yang turut mengantarkannya ke kursi empuk kekuasaan. Tidak heran bila sejumlah modus dilakukan untuk mengelabui masyarakat atau petugas antirasuah.

Jika dagangan politik untuk kesejahteraan masyarakat dikumandangkan, boleh jadi di dalamnya ada juga upaya untuk pengembalian modal. Dengan cara demikian, penghormatan dari masyarakat diperoleh, utang-utang pun sekaligus dapat dicicilnya. Bisa jadi hal demikian dilakukan sebagai upaya mengolaborasikan nilai dengan kebutuhannya (Dananjaya, 1986). Tidak semua berhasil mulus sampai akhir masa jabatan, sebagian tersungkur masuk kurungan.

Kendati banyak yang berjuang mengubah perilaku korup, namun kemampuan untuk mewarnai kelompok lain agar mendukungnya seringkali mentok akibat berbeda kepentingan.

Baca Juga: PDIP Kantongi 10 Kandidat Cawapres Pendamping Ganjar Pranowo, Megawati yang Memutuskan

Bisa saja dirinya tidak menyadari jika di lingkungan pendukungnya tidak semua malaikat menuntun pada keselamatan. Ada kepentingan sejumlah pihak yang bisa menjadikan dirinya alat pemuas kepentingan tersebut. Dampaknya dirinya terseret arus sesat yang dioprek cerdik kelompok yang mengitarinya seperti diilustrasikan Muhtar Lubis (1993).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat