kievskiy.org

Platformisasi Penataran Pancasila

Garuda Pancasila.
Garuda Pancasila. /Twitter/ASEAN.

PIKIRAN RAKYAT - Peringatan Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni 2023 mengemukakan tema "Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global". Di samping itu, juga ada tagline khusus untuk peringatan tahun ini. Tagline Harlah Pancasila 2023 adalah "Aktualisasi Pancasila, Energi Pertumbuhan Indonesia".

Untuk mengaktualisasikan Pancasila menjadi energi pertumbuhan bagi Indonesia, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) perlu mengembangkan metode untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di kalangan milenial. Hal itu untuk menjawab instruksi Presiden Jokowi agar Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sebuah kesempatan, Presidential Lecture menekankan pentingnya internalisasi dan pembumian Pancasila. Perlu mencari cara yang efektif agar ideologi negara itu bisa dihayati oleh kaum muda di Indonesia.

Metode membumikan Pancasila sebagai ideologi negara telah dilakukan beberapa dekade lalu. Namun, problem sekarang lebih kompleks. Hal ini karena adanya transformasi digital dan kuatnya pengaruh media sosial dalam kehidupan kaum muda. Ada potensi konten-konten media sosial dan bermacam aplikasi digital yang bisa melemahkan ideologi negara. Oleh sebab itu, diperlukan platform untuk membumikan nilai Pancasila sebagai transformasi sistem penataran tentang Pancasila yang dahulu dikenal sebagai Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Penataran P4 memiliki beberapa durasi pengajaran. Pada era digital sekarang ini, pelaksanaan penataran P4 bisa ditransformasikan dengan platform yang sesuai dengan semangat zaman dan minat kaum milenial.

Platformisasi penataran Pancasila bisa lebih menarik jika dilaksanakan dengan kerja sama Lembaga Penyiaran Publik. Materi penataran bisa berbentuk konten-konten siaran yang menarik. Metode penataran nilai-nilai Pancasila bisa lebih rileks dan menarik dengan cara setiap peserta penataran membuat atau memiliki siniar atau podcast yang terkelola dalam platform milik Lembaga Penyiaran Publik (LPP) secara nasional maupun LPP Daerah. Dengan metode siniar dan penyiaran tersebut, maka konten-konten materi penataran maupun konten kreasi para peserta memiliki daya tarik.

Baca Juga: Momen Hari Lahir Pancasila, Mensos Risma Serahkan Kapal Fiber Hingga Penuhi Gizi Anak di Agats

LPP, dalam hal ini RRI dan TVRI, bekerja sama dengan BPIP dan Kemendikbud Ristek membutuhkan fitur yang dilengkapi dengan fitur musik, radio, podcast, dan video. Perlu dicatat bahwa RRI sebenarnya sudah memiliki platform dengan nama RRI Play Go. Platform tersebut merupakan bentuk transformasi digital LPP yang mencakup Disruption, Collaboration, and Innovation, di masa depan relevan dengan tren Internet of Thing, Artificial Intelligence, dan Voice Computing. Transformasi digital LPP telah memiliki Roadmap atau peta jalan yang akan mempercepat aspek kolaborasi (Co-Creation, Co-Execute, Cooperate).

Platformisasi sangat membantu LPP melakukan agregasi konten-konten keindonesiaan termasuk aktualisasi nilai-nilai Pancasila dan sejarah Pancasila di masa lalu. Digitalisasi konten lokal termasuk konten buatan para siswa sekolah yang sedang mengikuti penataran Pancasila bisa diagregasi lewat Platform RRI Play Go.

Platformasi penataran Pancasila pada prinsipnya adalah program siaran pendidikan yang bisa membuka cakrawala siswa sesuai dengan era Industri 4.0 dan gelombang disrupsi teknologi. Tentunya platformisasi dan program siaran penataran Pancasila membutuhkan mentor yang memiliki kapasitas sesuai dengan standar yang dibuat oleh BPIP. Pada era Orde Baru, peran mentorship dilaksanakan oleh para penatar Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Di tingkat nasional, para mentor itu disebut dengan istilah Manggala P4.

Menurut Lowenstein & Bradshaw, mentorship adalah suatu bentuk sosialisasi untuk peran profesional yang mendorong pencapaian program nasional. Karena perkembangan zaman, bentuk penataran P4 tentunya berubah materi dan metodenya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat