kievskiy.org

Melatih Soft Skill dengan Main Layang-layang, Permainan Tradisional yang Sarat Makna

Ilustrasi. Bermain layang-layang bisa mengasah soft skill anak dalam pergaulan.
Ilustrasi. Bermain layang-layang bisa mengasah soft skill anak dalam pergaulan. /Pixabay/danoliver2

PIKIRAN RAKYAT Kuambil buluh sebatang. Kupotong sama panjang. Kuraut dan kuikat dengan benang. Kujadikan layang-layang.

Itulah penggalan bait syair lagu ciptaan A.T. Syair yang menceritakan kesenangan bermain layang-layang. Dalam bahasa Sunda, dikenal dengan langlayangan. 

Bahagianya bisa membuat layang-layang sendiri dan bermain dengan teman-teman, sembari lari-larian di tanah lapang. Bukan hanya diterbangkan, tetapi sebagai ajang adu layang-layang. Begitu senang hati ini.

Dari sebilah bambu, mula-mula rangka layang-layang dibuat. Setelah rangka diikat dan terbentuk, dengan sentuhan tangan yang lincah, koran bekas atau plastik dipotong mengikuti rangka yang telah disiapkan.

Selanjutnya, koran bekas atau plastik layang-layang yang telah dipotong direkatkan sisi-sisinya mengikuti pola yang sudah ada agar kuat saat dimainkan. Layang-layang pun jadi, siap diikat benang yang terhubung dengan gulungan pokok di tangan, dan dibawanya ke tanah lapang untuk diterbangkan.

Bagi sebagian orang, mainan tak selalu didapatkan dari hasil membeli di toko atau di warung. Biasanya, muncul inisiatif keinginan untuk membuat mainan sendiri. Anak-anak dengan kreatif membuat mainan-mainan yang bermodalkan dari bahan-bahan alam. Atau bisa pula mengolah dari barang yang tidak terpakai dan barang bekas.

Memilih dan memilah bahan yang mau dipakai, dengan menggunakan alat-alat yang sederhana terciptalah mainan yang sangat menarik. Secara bersama-sama layang-layang dan mainan lainnya tercipta.

Begitu terasa, tiupan angin sepoi-sepoi terkadang diiringi embusan angin yang cukup kencang menebar udara segar. Keadaan seperti itu semakin terasa saat berada di tepian pantai, tanah lapang maupun lahan persawahan setelah panen seperti yang dirasakan sekarang ini. Musim kemarau dan berangin cocok sekali untuk bermain layang-layang.

Masa-masa bermain merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan di masa kecil. Saat membuka pintu rumah, sebenarnya anak mau mengenal dunia luar selain sekolah yakni ingin bermain dengan sesamanya. Dari adanya bermain bersama teman-teman, maka manusia dapat belajar bersosial memahami kehadiran teman sebaya dan tetangga sekitarnya.

Namun, bermain layang-layang tak hanya disukai oleh anak-anak saja. Tak sedikit kaum remaja, orang dewasa, juga senang tatkala bermain layang-layang. Seru, riang dan gembira, begitu sekiranya yang mereka rasakan. Bagi mereka, bermain dengan banyak orang adalah suatu keceriaan. Seringkali kakak dan adik pun ikut bermain layangan bersama.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat