kievskiy.org

Bandung Tidak Estetik Sehabis Hujan karena Banjir, Konyol jika Kita Menyalahkan Air

Kondisi banjir akibat kirmir sungai yang jebol di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jumat, 12 Januari 2024.
Kondisi banjir akibat kirmir sungai yang jebol di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jumat, 12 Januari 2024. /Pikiran Rakyat/Hendro Susilo

PIKIRAN RAKYAT - Hujan kecil di Bandung pada sore hari sering dianggap romantis oleh warganet di media sosial. Syahdu, katanya. Padahal, kenyataannya, dalam beberapa bulan terakhir, hujan kecil pada sore hari bisa bikin warga Bandung was-was dan ketar-ketir. Sebab, bukan lagi romantis, melainkan tragis karena banjir bisa datang kapan saja.

Dalam beberapa pekan terakhir, Bandung memang sudah diguyur hujan. Hampir merata di semua wilayah, tetapi intensitasnya tidak begitu deras untuk beberapa wilayah. Namun, banjir di sejumlah wilayah seperti Ciwastra, Gedebage, Dayeuhkolot, Kopo, hingga Cibaduyut banyak dilaporkan warganet di jejaring sosial.

Kalaupun tidak merendam permukiman warga, banjir yang terjadi akibat hujan sesaat itu menyebabkan sejumlah jalan raya terendam sehingga membuat kemacetan yang luar biasa. Tidak jarang, hujan juga menyebabkan longsor di sejumlah titik.

Hujan selalu (di)salah(kan)

Curah hujan selalu menjadi kambing hitam dalam setiap banjir. Meski begitu, pemangku kebijakan (mungkin) sudah tahu jika bukan hujan semata-mata yang menjadi penyebab banjir.

Benar bahwa banjir disebabkan limpahan air. Namun, perlu diingat, riset modern membuktikan jumlah air di dunia selalu sama, tidak pernah lebih atau berkurang. Jumlah air yang menguap sama dengan yang turun ke bumi menjadi hujan.

Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Erma Yulihastin, melalui cuitannya menyebutkan, berdasarkan pantauan data stasiun, tidak ada hujan intensitas tinggi atau lebih dari 50 mm per hari di Kota Bandung selama Februari. Hal ini menunjukkan, banjir efek luapan sungai lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, bukan oleh volume air hujan.

Warga berjalan melewati banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/1/2024). Berdasarkan data sementara BPBD Kabupaten Bandung, ribuan bangunan terendam dan 40 ribu jiwa warga di total enam kecamatan di Kabupaten Bandung terdampak banjir akibat meluapnya aliran Sungai Citarum yang terjadi pada Kamis (11/1/2024) malam.
Warga berjalan melewati banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/1/2024). Berdasarkan data sementara BPBD Kabupaten Bandung, ribuan bangunan terendam dan 40 ribu jiwa warga di total enam kecamatan di Kabupaten Bandung terdampak banjir akibat meluapnya aliran Sungai Citarum yang terjadi pada Kamis (11/1/2024) malam.

Air sejatinya adalah sumber kehidupan semua makhluk di bumi. Sekira 71 persen atau hampir seluruh permukaan bumi tertutup air. Dikutip dari berbagai sumber, air di bumi diperkirakan berjumlah 326 juta mil kubik atau 1.332 miliar kilometer kubik.

Air memiliki siklus hidrologi. Siklus hidrologi inilah yang menyebabkan jumlah air di bumi tidak berkurang. Riset juga menyimpulkan jumlah air di dunia selalu sama, tidak pernah lebih atau berkurang.

Dosen IPB University Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (GFM-FMIPA), Dr. Perdinan, menyebutkan bahwa iklim adalah sumberdaya. Kalau kita bisa memanfaatkannya dan mengubah pola perilaku kita, itu akan berdampak positif.

Terkini Lainnya

  • Hujan selalu (di)salah(kan)

  • Tags

  • Bandung

  • banjir

  • hujan

  • Artikel Pilihan

  • Terkini

  • Implementasi PPDB Belum Berkeadilan, Penuh Gratifikasi dan Jasa Titipan

  • Indonesia Negara Agraris tapi Koperasi Pertanian Mandek, Pola Pikir Harus Diubah

  • Indonesia Masih Butuh Impor Beras, Bukti Pemerintah Payah Mengurusnya

  • Pajak yang Kita Bayar Bisa Bikin Anak Pintar, Jangan Disepelekan

  • Braga Beken di Bandung, Program Gimik untuk Serap Anggaran atau Kampanye Pilkada 2024?

  • Polling Pikiran Rakyat

  • Terpopuler

  • Profil Gus Zizan: Tokoh Muda NU yang Inspiratif, Kini Terkena Skandal

  • Pegi alias Egi Buronan Kasus Vina Cirebon Ditangkap di Bandung, Buronan Lain Akan Ditembak jika Tak Menyerah

  • Ini Tampang Diduga Pegi Setiawan Alias Perong Alias Egi di Kasus Vina Cirebon

  • Kronologi Penangkapan Pegi Setiawan Alias Egi, Otak Utama Penghilangan Nyawa Vina Cirebon

  • Cara Beli dan Harga Tiket Persib Bandung vs Madura United Leg 1 Final Championship Series BRI Liga 1

  • Nyawa Wanita di Lembang Bandung Barat Dihilangkan Pria Bertopeng, Sempat Teriak Minta Tolong

  • Kapan Tiket Final Persib vs Madura United Dibuka? Kick Off 26 Maret 2024 di Stadion Si Jalak Harupat

  • Pegi Alias Perong di Kasus Vina Cirebon Ditangkap Polisi Setelah 8 Tahun Jadi Buronan

  • Detik-Detik Singapore Airlines Turbulensi Ekstrem, Penumpang dan Barang Jungkir Balik di Pesawat

  • Pegi Setiawan Alias Perong Tidak Melawan Saat Ditangkap, Sempat Jadi Buronan Kasus Vina Cirebon

  • Kabar Daerah

  • Masih Mencair, DPP Partai Hanura Tugaskan 4 Figur Bacalon Pilkada Kota Banjar

  • Golkar Resmi Usung Arinal, Hanan Sudah Terlanjur Jor-joran

  • Sujud Syukur! 33 Personel Polres Banjarnegara Naik Pangkat Setingkat Lebih Tinggi, Ini Arahan Lengkap Kapolres

  • Ketua Organda Sumedang Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Pengelolaan Bus Tampomas. Ini Kronologisnya

  • Momen Kehangatan Pilkada Tegal 2024: Ischak dan Angga Diundang Warga untuk Moci Bareng di Desa Harjosari Kidul

  • Pikiran Rakyat Media Network

  • Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
    Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022

Tautan Sahabat