kievskiy.org

Indonesia Kecanduan Beras, Pemerintah Tak Serius Wujudkan Diversifikasi Pangan

Pemerintah memastikan beras tak akan langka, seperti yang terjadi dengan minyak goreng pada 2022 lalu.
Pemerintah memastikan beras tak akan langka, seperti yang terjadi dengan minyak goreng pada 2022 lalu. /ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi. ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Salah satu penyebab melonjaknya harga beras di pasaran adalah menurunnya produksi beras secara nasional akibat El Nino. Semua orang tahu persis, jika harga beras naik, pasti akan diikuti oleh naiknya berbagai kebutuhan pokok lain.

Melejitnya harga beras tidak dibarengi dengan kemampuan daya beli warga. Lebih sedih lagi, sebagai konsumen, warga harus membeli beras dengan harga yang cukup tinggi. Padahal, daya beli masyarakat semakin melorot.

Dibandingkan komoditas bahan pangan karbohidrat lain, beras memiliki posisi yang lebih strategis dalam melakoni kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Saking pentingnya kedudukan beras, pemerintah telah menetapkan beras sebagai komoditas politis dan strategis.

Politis karena beras sangat berdampak terhadap stabilitas nasional. Strategis karena beras menyangkut sumber kehidupan dan penghidupan sebagian besar masyarakat. Begitulah esensi karisma beras di Tanah Merdeka.

Beras harus selalu ada

Ilustrasi beras.
Ilustrasi beras.

Beras harus selalu ada di kehidupan masyarakat. Daging sapi boleh tidak ada, tapi beras jangan sampai hilang di pasaran. Beras bukan komoditas bahan pangan yang biasa-biasa saja.

Dapat dibayangkan, kalau tiba-tiba beras menghilang dari kehidupan, maka mau makan apa bangsa ini sebagai bahan pangan utamanya? Atas hal yang demikian, Undang-Undang Pangan telah mengamanatkan perlunya kita memiliki ketersediaan pangan yang kokoh demi mewujudkan ketahanan pangan yang kuat.

Sebetulnya, ada beberapa pertimbangan mengapa beras menjadi bahan pangan karbohidrat yang sangat strategis. Salah satunya adalah karena beras merupakan bahan pangan utama yang dikonsumsi sebagian besar warga. Beras yang akan menentukan sejauh mana setiap anak bangsa dapat berkiprah dalam kehidupannya.

Di negara kita, beras yang telah diolah menjadi nasi merupakan sumber kehidupan lebih dari 90  persen warga. Tanpa nasi, seolah-olah tidak ada kehidupan. Artinya, sekalipun kita sudah makan lontong kari atau bubur ayam, tapi  bila kita belum menyantap sepiring nasi, seolah-olah belum makan.

Nasi memang segalanya, khususnya bagi sebagian besar masyarakat di negeri ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat