kievskiy.org

Golkar Berkuasa di Jabar pada Pileg 2024, Mengungkap Penyebab Tingginya Perpindahan Suara Pemilih

Ilustrasi surat suara Pemilu 2024. Perpindahan suara pemilih di Jawa Barat relatif tinggi.
Ilustrasi surat suara Pemilu 2024. Perpindahan suara pemilih di Jawa Barat relatif tinggi. /Pikiran-Rakyat.com/Alza Ahdira

PIKIRAN RAKYAT - Warga Indonesia menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2024 pada 4 Februari 2024. Mengacu pada data real count sementara KPU, ada temuan menarik dari perolehan suara partai-partai pada Pileg di Jabar.

Berdasarkan data real count KPU terkait perolehan Pileg 2024 di Jabar dengan data masuk sebesar 61,04 persen. Partai Golkar menduduki peringkat pertama dengan perolehan suara 16,58 persen, sementara Partai Gerindra berada di peringkat kedua dengan perolehan suara 15,53 persen.

Data ini hampir serupa dengan temuan quick count Poltracking Indonesia, Golkar berada di peringkat pertama dengan angka 17,58 persen dan Gerindra di peringkat kedua dengan angka 15,19 persen.

Demikian pula dengan temuan exit poll Indikator Politik Indonesia yang menempatkan Golkar sebagai pemenang dengan angka 18,2 persen dan Gerindra di peringkat kedua dengan angka 14,6 persen.

Apabila peringkat dalam Pileg 2024 ini bertahan hingga penetapan hasil Pileg oleh KPU, situasi tersebut meneguhkan kecenderungan perpindahan suara pemilih di Jabar yang berkonsekuensi pada tradisi selalu bergantinya pemenang Pileg di Jabar.

PDIP menjadi pemenang pada Pileg 1999, Golkar menjadi pemenang pada Pileg 2004, Demokrat menjadi pemenang pada Pileg 2009, PDIP menjadi pemenang pada Pileg 2014, dan Gerindra menjadi pemenang pada Pileg 2019.

Karakter pemilih Jabar

Perpindahan suara pemilih yang relatif tinggi, dengan demikian, menjadi salah satu karakter pemilih di Jabar sejak era Reformasi. Hal ini berbeda dengan kecenderungan karakter pemilih secara nasional.

Menggunakan Indeks Pederson (1979) yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat volatilitas pemilu, yaitu perpindahan suara individual yang menyebabkan perubahan di dalam sistem kepartaian, indeks volatilitas secara nasional pada Pileg 2004-2009 sebesar 30,04 persen, Pileg 2009-2014 sebesar 19,86 persen, dan Pileg 2014-2019 sebesar 12,70 persen. Indeks di atas menunjukkan tingkat volatilitas secara nasional yang semakin menurun di tiga Pileg terakhir.

Bagaimana dengan indeks volatilitas di Jabar? Indeks pada Pileg 2004-2009 menunjukkan angka 30,56 persen, pada Pileg 2009-2014 sebesar 19,95 persen, dan pada Pileg 2014-2019 sebesar 18,02 persen. Data ini menunjukkan ketiadaan penurunan volatilitas di Jabar terutama pada dua Pileg terakhir.

Penyebab tingginya perpindahan suara pemilih

Mengapa tingkat perpindahan suara pemilih atau volatilitas pemilu di Jabar tetap tinggi? Terdapat beberapa faktor yang potensial menyebabkan situasi tersebut terjadi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat