kievskiy.org

Banjir Bencana Rutin, Pemerintah Tak Lagi Bisa Mengatasinya dengan Cara Usang

Seorang petugas berusaha membersihkan air di area lorong keberangkatan penumpang kereta api di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2024). Banjir yang merendam stasiun dengan ketinggian air dari 30 cm - 100 cm akibat intensitas hujan tinggi sejak Rabu (13/3/2024) di daerah itu menyebabkan pelayanan kereta api terganggu serta sejumlah rute perjalanan kereta api dibatalkan dan dialihkan ke rute kota lain baik kedatangan mapupun keberangkatan.
Seorang petugas berusaha membersihkan air di area lorong keberangkatan penumpang kereta api di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2024). Banjir yang merendam stasiun dengan ketinggian air dari 30 cm - 100 cm akibat intensitas hujan tinggi sejak Rabu (13/3/2024) di daerah itu menyebabkan pelayanan kereta api terganggu serta sejumlah rute perjalanan kereta api dibatalkan dan dialihkan ke rute kota lain baik kedatangan mapupun keberangkatan. /Antara/Makna Zaezar

PIKIRAN RAKYAT - Ruang bawah tanah (rubanah) seperti basement gedung, underpass tol, dan jalan raya posisi rendah, sangat rawan tergenang banjir yang mengancam korban jiwa dan merusak harta benda. Perlu mitigasi dengan kesiapan petugas dan sistem pompa untuk mengatasi banjir di ruang bawah tanah.

Semakin tua usia konstruksi, semakin rawan dengan banjir. Apalagi ketika perawatan tidak dilakukan dengan semestinya.

Banjir yang terjadi di berbagai wilayah tidak bisa lagi diatasi secara konvensional. Dibutuhkan sistem mekanisasi yang andal untuk mencegah dan mengatasi banjir dan genangan di infrastruktur publik.

Kondisi jalan dan permukiman yang mengalami penurunan permukaan tanah mengakibatkan volume genangan semakin besar. Kondisinya semakin parah akibat laju pembangunan kota yang mengabaikan sistem drainase dan menjadikan badan jalan sebagai saluran pembuangan air hujan.

Infrastruktur perlu dievaluasi

Siluet gedung-gedung perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta.
Siluet gedung-gedung perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta.

Pemerintah dan pengusaha harus melakukan evaluasi total terhadap keamanan di gedung perkantoran, kemudian segera melakukan pembenahan konkret. Tak bisa dimungkiri lagi bahwa standar teknis dan tata kelola basement gedung banyak yang bermasalah dan sering luput dari perhatian Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD).

Kondisinya semakin parah karena Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di lingkungan pengelola gedung amburadul. Apalagi, umur operasi infrastruktur semakin tua sehingga didera oleh biaya perawatan yang sangat tinggi.

Ada kecenderungan pengelola gedung menunda-nunda jadwal perawatan berkala dan penggantian komponen yang sudah tidak bisa beroperasi semestinya.

Pemerintah daerah sebaiknya segera melakukan penguatan manajemen kontrol SKPD bagi infrastruktur kota, baik yang kecil maupun besar. Langkah tersebut bisa berhasil jika ada konsistensi dan sikap tanpa pandang bulu menghadapi pengelola gedung.

Untuk mengatasi banjir dan genangan air hujan di jalan perkotaan dan lokasi permukiman, dibutuhkan pompa mobile dengan jumlah yang cukup. Mekanisasi untuk mengatasi banjir tersebut antara lain meliputi komponen permesinan seperti pompa air, sistem perpipaan dan berbagai jenis tanggul darurat hingga pintu air. Pemerintah Kota perlu menyiapkan beberapa unit pompa mobile untuk mengatasi genangan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat