PIKIRAN RAKYAT - Isu bakal majunya Erina Gudono, menantu Presiden Jokowi, di Pilkada Sleman 2024 mencuri perhatian publik. Di media sosial, muncul spekulasi liar soal skenario politik Jokowi yang hendak menempatkan sanak dan kerabatnya ke berbagai jabatan publik.
Bahkan, Jan Ethes, cucu Jokowi, dikabarkan sedang disiapkan menjadi Ketua KNPI.
Dalam politik, semua serbamungkin. Bahkan, di China, Pu-Yi yang berumur 2 tahun diangkat menjadi Kaisar setelah Kaisar Guang Xu mangkat. Bisa dibayangkan, bagaimana kepemimpinan politik dinasti telah memaksa anak 2 tahun menjadi kaisar dan takhta kekaisaran langsung melemah.
Politik dinasti tidak salah karena tidak semua pemimpin politik dinasti gagal dalam memimpin atau tak berkualitas.
Persoalan terjadi ketika nepotisme politik berdampak pada tidak melembaganya partai sebagai organisasi modern dan demokratis. Nepotisme dapat menutup peluang kader partai yang meniti karier politiknya dari bawah.
Personalisasi kekuasaan dan kepemimpinan oligarkis partai-partai memang sangat berpeluang menguat dalam ranah politik dinasti.
Persoalannya di Indonesia adalah kelakuan aji mumpung para elite penguasa. Misalnya, mumpung sang bapak berkuasa, anaknya mewarisi kekuasaan serupa. Akhirnya, yang berkembang adalah format patrimonial dengan kutub ekstremnya adalah negara patrimonial.
Sebagaimana berlaku pada monarki tradisional, di negara patrimonial, kekuasaan
politik maupun ekonomi diwariskan secara turun-menurun di antara keluarga ataupun kerabat.