kievskiy.org

Presidential Club: Forum Agenda Pembangunan atau Oligarki Politik Tanpa Perlawanan?

Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto. /Instagram @prabowo

PIKIRAN RAKYAT - Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto menyampaikan keinginannya untuk membentuk Presidential Club. Keinginan Prabowo ini disampaikan oleh Juru Bicara (Jubir), Dahnil Anzar Simanjuntak pada Jumat, 3 Mei kepada wartawan.

Ide Presidential Club telah didiskusikan oleh Prabowo sejak tahun 2014 bersama dengan kader partai guna mengakomodasikan pertemuan bagi mantan Presiden Indonesia yang masih hidup sampai saat ini. Sehingga, dapat berada dalam satu forum guna merumuskan kebijakan pembangunan.

Presidential Club bukan merupakan institusi maupun lembaga, akan tetapi sebagai istilah atas keinginan Prabowo untuk dapat bertemu secara rutin dengan para mantan Presiden Indonesia dan melakukan diskusi mengenai pembangunan Indonesia dan masalah strategis bangsa.

Meskipun menuai banyak pro-kontra atas pembentukan Presidential Club, akan tetapi istilah ini telah marak digunakan. Seperti di Amerika, meskipun tidak resmi, tetapi para mantan Presiden Amerika melakukan pertemuan rutin setahun sekali untuk memberikan saran terhadap pengambilan kebijakan. Sehingga, Presidential Club merupakan kegiatan lumrah yang dilakukan oleh berbagai negara.

Namun, apakah pembentukan Presidential Club Indonesia ditujukan sebagai forum untuk membahas agenda pembangunan? Atau akan menjadi oligarki politik luar biasa di Indonesia?

Esensi pembentukan Presidential Club ditujukan untuk mewujudkan forum dialog antarmantan Presiden Indonesia Indonesia, seperti Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Joko Widodo. Forum ini bertujuan untuk membahas kebijakan dan permasalahan strategis bangsa.

Sisi positif dari pembentukan Presidential Club adalah mendorong para pemimpin Indonesia terdahulu untuk turut memberikan saran bagi kebijakan dengan mengedepankan kepentingan masyarakat. Meskipun para pemimpin terdahulu memiliki pandangan dan sikap politik yang berbeda.

Presidential Club tidak memiliki landasan hukum sehingga bersifat tidak mengikat. Maka, apabila terdapat mantan presiden yang tidak bergabung ke dalam Presidential Club tidak menjadi masalah. Akan tetapi, forum ini menjadi penting sebab para mantan presiden bertugas sebagai pemberi pertimbangan dalam perumusan kebijakan Indonesia.

Dalam perumusan kebijakan suatu negara, aktor negara dapat terlibat dalam memberikan pertimbangan terhadap suatu kebijakan. Sehingga, dalam pembentukan Presidential Club apabila ditujukan untuk kepentingan nasional, aktor negara yang terlibat dalam pemberi pertimbangan tidak hanya presiden, akan tetapi juga dapat melibatkan wakil presiden Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat