kievskiy.org

Perilaku Lucu Politikus, Etika dan Norma Demokrasi Dilanggar demi Ambisi Pribadi

Ilustrasi politik.
Ilustrasi politik. /Pixabay/Mohamed Hassan

PIKIRAN RAKYAT - Demokrasi di negeri ini harus ditegakkan jika ingin menjadi bangsa yang maju. Demokrasi terbukti bisa merubah peradaban manusia dari titik rendah hingga normal. Ya, membangun demokrasi jangan berharap hujan dari langit, tetapi harus berupaya menyatukan seluruh elemen bangsa dalam bangunan yang kokoh. Nilai-nilai luhur bangsa yang ada sebelum demokrasi tumbuh di Indonesia harus kita hargai kita hormati sekaligus pengimplementasianya.

Pembelotan sering dilakukan oleh seorang politikus. Alasannya kerap klasik, dirinya tidak puas dengan keputusan partai. Tidak adanya kesepahaman secara pribadi buntut tidak akomodirnya ide dan gagasannya.

Risiko politiknya memang berat harus menerima ketika disingkirkan dari partai tempatnya berlabuh atau dibekukan aktivitasnya hingga balik kanan sendiri dan sebagainya. Namun, cara yang terakhir tidak manusiawi menggantung nasib demokrasi orang lain. Alangkah baiknya pengurus partai atau dewan kehormatan partai harus gentle.

Berani mengatakan bahwa yang benar itu benar, dan yang salah itu salah, supaya tidak jadi duri dalam daging istilahnya. Bisa jadi alasannya lainya akibat kejenuhan politik. Dia terlalu diistimewakan oleh partai, kurangnya daya kompetitif. Akibatnya, untuk kepentingan yang lebih luas, dia rela sayonara. Kita berharap hengkangnya seorang politisi dari partai bukan alasan like and dislike.

Langkah PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dengan tidak mengundang presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka (Wakil Presiden terpilih) dalam Rapat Kerja Nasional ke V PDIP di Ancol belum lama ini, sudah benar menurut peraturan partai.

PDIP merupakan partai ideologis yang menjunjung tinggi kebenaran konstitusi. Oleh karena itu, ketika ada sejumlah kader yang melakukan pelanggaran etika dan konstitusi secara praktis, maka mereka bukan lagi bagian dari keluarga partai. Untuk apa lagi diundang dalam kegiatan partai, apalagi setingkat Rakernas.

Langkah politik Jokowi dan Gibran

Ilustrasi Jokowi.
Ilustrasi Jokowi.

Apa yang dilakukan oleh Jokowi dan Gibran Rakabuming sudah bertentangan dengan AD/ART partai dan konstitusi negara. Jadi, keduanya sudah tidak menghormati kebijakan partai mereka tempat dibesarkan.

Kasus yang menimpa pada internal PDIP ini bisa terjadi juga kepada partai lain. Pasalnya, dalam kehidupan politik apa pun bisa terjadi. Penyebabnya, banyak faktor, termasuk keputusan terakhir dari lobi-lobi yang dilakukan para petinggi partai.

Biasanya kondisi yang terjadi di DPP bisa berimbas juga kepada DPD dan DPC di daerah. Begitulah yang namanya manusia politikus juga memiliki hubungan emosional dengan para petinggi partai. Misalnya, hubungan dengan Ketua Umum, Ketua DPP dan Sekretaris Jenderal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat