kievskiy.org

Bangga Produk Ventilator Karya Anak Bangsa Dapat Sertifikat Internasional, Menristek: Ini Momen Bersejarah

Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat meninjau prototipe ventilator Vent-I di Kota Bandung, Jumat, 24 April 2020.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat meninjau prototipe ventilator Vent-I di Kota Bandung, Jumat, 24 April 2020. /Humas Jabar/Yogi P

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro mengatakan bahwa produk ventilator karya anak bangsa, Portable Ventilator Vent-I Essential 3.5 jenis Continuous Positive Airways Pressure, mendapat sertifikat internasional.

"Ini merupakan momen bersejarah, karena sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia tidak pernah produksi ventilator secara mandiri,” kata Bambang, Rabu, 27 Januari 2021.

Pihaknya berharap inovasi tersebut tidak sampai pada kebutuhan darurat selama pandemi Covid-19 saja, tetapi terus berlanjut ke industri karena ini merupakan bentuk hilirisasi di tengah pandemi.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus Covid-19 di Indonesia 27 Januari 2021 Tembus 1.024.298 Jiwa, Ada 11.948 Kasus Baru

Diketahui bahwa Portable Ventilator Vent-I Essential 3.5 jenis Continuous Positive Airways Pressure merupakan hasil kolaborasi antara PT Panasonic Healthcare Indonesia (PHCI), dengan anak usaha Institut Teknologi Bandung PT Rekacipta Inovasi ITB yang didukung oleh PT Layani Nahdlatul Utama.

Produk ventilator varian terbaru dari Vent-I tersebut telah memenuhi standar internasional, sebagai alat kesehatan International Electronical Commission (IEC 60601). 

Sesuai dengan standar persyaratan ventilator (IEC80601) serta standar kompatibilitas elektro magnetik EN55011-CISPR 11, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Antara.

Baca Juga: Daus Mini Minta Tes DNA Demi Sang Istri Baru, Yunita Lestari: Kalau Sudah Nggak Mau Anggap Anak Ngomong

Sementara itu, Direktur PT Panasonic Healthcare Indonesia Dewanto Hari Sulaksono mengatakan produk ventilator rancangan ITB ini, yang disempurnakan dan diproduksi oleh PHCI memiliki akurasi kinerja dan efikasi tinggi.

"Alat ini efektif dan banyak dibutuhkan dalam kondisi darurat untuk menangani pasien Covid-19 fase 2 yaitu pasien yang masih bisa bernafas secara mandiri namun saturasi oksigennya rendah," kata Dewanto.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat