kievskiy.org

Masyarakat Harus Waspada, Ada 1402 Hoaks Terkait Covid-19

Ilustrasi hoaks.
Ilustrasi hoaks. /PIXABAY/Viarami

PIKIRAN RAKYAT - Berita-berita hoaks muncul secara gencar dan dengan pengemasan
yang sedemikian rupa membuat masyarakat percaya. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mencatat sejak 23 Januari 2020 – 1 Februari 2021 menemukan ada 1.402 kasus hoaks terkait Covid-19.

Khusus untuk vaksin, Kemkominfo menangani 97 temuan hoaks terkait vaksin Covid-19 hingga 1 Februari 2021.

Drs. Anthonius Malau, M.Si, Koordinator Pengendalian Internet Ditjen APTIKA
Kemkominfo menyampaikan, “Kemkominfo melakukan inisiatif untuk melawan konten-konten ini mulai dari hulu sampai hilir. Di hulu kita memperkuat kapasitas masyarakat melalui program literasi digital yang kita sebut Siberkreasi. Tujuannya adalah untuk membekali masyarakat dengan keterampilan untuk mengetahui dan memilih konten yang benar,” paparnya dalam Keterangan Pers yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa 2 February 2021.

Baca Juga: Bersama Kapolda dan Pangdam Jaya, Anies Luncurkan Program Jakarta Bermasker

Lebih lanjut lagi, Anthonius Malau menjelaskan, “Di tengah antara hulu dan hilir kita melakukan Upaya pendekatan kepada platform media sosial untuk melakukan penurunan (take down) konten hoaks tersebut. Kita juga di hilir melakukan langkah terakhir karena di sini ada yang sampai berujung ke penegakan hukum,” paparnya.

“Khusus untuk kasus hoaks Covid-19, ada 104 yang telah dibawa ke ranah hukum. Kominfo
juga melakukan patroli siber yang bekerja 24 jam selama tujuh hari dalam seminggu.

Diawaki kurang lebih 100 orang yang menerima aduan masyarakat dan bekerjasama dengan 28 kementerian/lembaga yang bermitra dengan kami,” tambah Anthonius Malau.

Baca Juga: Dorong Bisnis Ritel dan Adopsi Pembayaran Digital, ShopeePay Hadir di Seluruh Gerai Matahari Department Store

Selain itu media massa juga bekerjasama dengan Kemenkominfo untuk mengecek fakta, “Pada umumnya media massa memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, karena memiliki proses yang berujung pada kebenaran. Bekerjasama dengan platform media sosial pun kami melakukan pendekatan, cek fakta dan memberikan literasi digital kepada masyarakat,” papar Anthonius Malau.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat