kievskiy.org

Kritik Jokowi, PKS: Presiden Membela Petani Mana, Indonesia Apa Asing?

Presiden Jokowi Mengintruksikan Kepala BNPB dan Mensos  Tri Rismaharini untuk mengunjungi lokasi gempa Sulbar
Presiden Jokowi Mengintruksikan Kepala BNPB dan Mensos Tri Rismaharini untuk mengunjungi lokasi gempa Sulbar /atrbpn.go.id

PIKIRAN RAKYAT - Rencana pemerintah Indonesia untuk melakukan impor beras sebanyak 1,5 juta ton menuai banyak pertentangan.

Salah satu alasan banyaknya yang menolak impor jutaan ton beras ini lantaran tidak adanya alasan kuat dan faktual untuk melakukan impor tersebut.

Selain itu, jika impor beras tersebut tetap dilakukan maka akan semakin melemahkan peran petani di Indonesia.

Lebih dari itu, impor beras juga akan menghancurkan kedaulatan pangan yang sudah dijanjikan Presiden Jokowi sejak periode pertama.

Baca Juga: Diminta Netizen Pilih Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo, Susi Pudjiastuti Malah Pilih 'Berondong'

Baca Juga: Akui Diberi Target Standar Tinggi, Potret Gaun Pernikahan Aurel Hermansyah Dibocorkan Desainer

"Kebijakan impor beras 1 - 1.5 juta ton tidak memiliki alasan akademik dan faktual serta membuat harga gabah petani yang akan panen menjadi anjlok, harusnya Presiden sadar efek impor ini," kata Ketua DPP PKS Bidang Tani dan Nelayan Riyono Jumat 12 Maret 2021.

Dia juga meminta agar soal pangan dalam hal apapun agar tidak bergantung pada asing. Pasalnya jika mengandalkan impor akan meruntuhkan mental para petani.

"Urusan pangan adalah urusan strategis nasional, jangan kita bergantung kepada asing. Kalau semua kebutuhan pokok dipenuhi dengan impor maka akan merusak mental petani kita," kata Riyono dikutip dari laman PKS.

Pengaruh di level perdagangan akan merusak harga beras di pasar tradisional, psikologi pasar hancur karena kebijakan beras impor. Banyak pedagang beras kecil yang rugi karena harga beras anjlok.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat