kievskiy.org

Menkes Akui Indonesia Masih Tertinggal Soal Kemampuan Deteksi Varian Baru Virus Corona

Ilustrasi virus corona di Indonesia, kasus covid-19, pasien corona, virus corona Covid-19.
Ilustrasi virus corona di Indonesia, kasus covid-19, pasien corona, virus corona Covid-19. /Kolase Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Memasuki setahun setelah pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, kini semakin bermunculan mutasi varian virus corona yang lain, mulai dari B117 hingga yang baru-baru ini terindikasi mutasi virus N439K yang ternyata telah masuk dari September tahun lalu.

Meski Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmidzi, M.Epid telah menyampaikan sebelumnya bahwa vaksin virus corona yang saat ini digunakan di Indonesia efektif terhadap mutasi baru corona B117.

Ia menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada penelitian ataupun bukti ilmiah, yang menunjukkan vaksin yang telah diproduksi dan telah digunakan di berbagai belahan dunia tidak mampu melindungi dari virus varian baru tersebut.

Sebagaimana vaksin yang digunakan dalam upaya pemerintah melakukan penanggulangan pandemi Covid-19 dinyatakan masih sangat efektif.

Baca Juga: Polisi Ciduk Tim Prabu Gadungan‎ yang Bawa Kabur Motor-Motor ABG Bandung

Baca Juga: Ditanya Soal Poligami, Jawaban Emil Dardak Buat Arumi Bachsin Melongo: Jadi Mau Kamu?

Akan tetapi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan kemampuan Indonesia dalam mendeteksi varian baru virus SARS- Cov-2 masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam agenda Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, di Jakarta, Senin, 15 Maret 2021, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Antara.

“Strategi untuk testing dan tracing varian baru sudah kita galakkan sejak Januari, karena dalam setahun kita baru menghasilkan 172 testing sekuensing genomik (pengurutan DNA), sehingga kalau ada varian baru sulit teridentifikasi, padahal di beberapa negara sudah 10.000 testing setahun,” kata Budi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat