kievskiy.org

Singgung Soal 'Politisi Ikan Lele' di Media Sosial, Muhammadiyah: Jangan Jadi Bangsa yang Sakit

Ilustrasi media sosial.
Ilustrasi media sosial. /Pixabay/Gerd Altmann

PIKIRAN RAKYAT – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menilai bahwa perburukan penanganan pandemi tidak hanya disebabkan oleh dampak sosial dan ekonomi semata, tetapi turut disebabkan oleh ulah para ‘Politisi Ikan Lele’.

Menurutnya, istilah ‘Politisi Ikan Lele’ merupakan ungkapan yang dipinjamnya dari Buya Syafii Maarif yang ditujukan kepada mereka yang senang tampil untuk memperkeruh suasana dan mengadu domba.

Ia menyebutkan bahwa ‘Politisi Ikan Lele’ adalah sebutan untuk orang yang pikirannya selalu mengaitkan berbagai keadaan yang terjadi dengan politik alias dipolitisasi.

“Saya menyebut politisi ini tidak selalu mereka yang menjadi pengurus partai politik, tetapi orang yang pikirannya selalu mengaitkan berbagai keadaan itu dengan politik. Berbagai persoalan dipolitisasi,” katanya.

Baca Juga: Komentari Kasus Sumbangan Rp2 T Akidi Tio, Jusuf Kalla: Tidak Masuk Akal, Hentikan Saja

Ia menilai jika saat ini, banyak pihak yang memanfaatkan situasi dengan menciptakan kegaduhan bahkan adu domba.

“Politisi Ikan Lele itu adalah politisi yang semakin keruh airnya, maka dia itu semakin menikmati kehidupannya. Sehingga, karena itu sekarang ini banyak sekali orang yang berusaha memancing di air keruh dan banyak orang yang tidak sekadar memancing di air keruh tapi juga memperkeruh suasana,” katanya.

Umumnya, ‘Politisi Ikan Lele’ adalah mereka yang bersikap partisan dan menggunakan popularitasnya sebagai pendengung.

Abdul Mu’ti menengarai selalu ada beberapa orang yang mengambil peran sebagai ‘Politisi Ikan Lele’ di setiap kelompok partisan,.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat