kievskiy.org

Pertanyakan Vaksin dalam Negeri, Syarief Hasan: Jangan Malah Bangun Pabrik Bersama China

Ilustrasi vaksinasi Covid-19./ Berikut efek samping vaksinasi Covid-19 dan cara mengatasinya.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19./ Berikut efek samping vaksinasi Covid-19 dan cara mengatasinya. /PIXABAY/fernandozhiminaicela

PIKIRAN RAKYAT – Wakil Ketua MPR Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan mempertanyakan rencana kerjasama Indonesia dan China dalam pembangunan pabrik vaksin di Indonesia.

Ia menilai bahwa Indonesia memiliki kemampuan dan sumber daya yang memadai untuk mengembangkan vaksin secara mandiri tanpa bergantung terhadap negara lain.

Menurut Syarief Hasan, pemerintah harus mengurangi ketergantungan terhadap negara lain lantaran selama ini, Indonesia sudah terlalu banyak bergantung terhadap negara lain, khususnya China bahkan Indonesia memiliki utang luar negeri.

"Selama ini, Indonesia banyak bergantung terhadap negara lain khususnya China. Indonesia banyak meminjam utang luar negeri dan kini berencana bekerjasama lagi dengan China untuk membangun pabrik vaksin yang membuat kita tidak mandiri dan China menguasai pasar vaccine di Indonesia," katanya.

Baca Juga: Ingatkan Pemerintah Soal Utang yang Membengkak, Syarief Hasan Minta Jaga Keberlanjutan Fiskal

Menurut politisi Partai Demokrat itu, pemerintah seharusnya dapat mengoptimalkan BUMN untuk membangun pabrik vaksin dalam negeri.

"Kita memiliki BUMN dan Perusahaan Dalam Negeri yang punya kemampuan membangun pabrik vaksin. Seharusnya Indonesia bisa membangun sendiri tanpa bergantung dengan negara lain," ucapnya.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menilai bahwa pemerintah Indonesia seharusnya mampu mengutamakan vaksin buatan dalam negeri bukan impor dari negara lain.

"Kita memiliki vaksin buatan dalam negeri yang bisa menyamai vaksin dari luar. Mengapa harus mengembangkan produk dari luar padahal kita memiliki produk vaksin dalam negeri?," kata Syarief Hasan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat