kievskiy.org

Mural Dihapus Satu Tumbuh Seribu, Mencari Dinding di Bawah Todongan Standard Ganda

Mural bertuliskan "Jangan takut tuan-tuan ini cuma street art" di Jakarta, Selasa 24 Agustus 2021.
Mural bertuliskan "Jangan takut tuan-tuan ini cuma street art" di Jakarta, Selasa 24 Agustus 2021. /Antara/Galih Pradipta

PIKIRAN RAKYAT – Mural kini lagi viral. Semakin dihapus, lukisan dinding itu muncul lagi di berbagai tempat. Setelah banyak mural yang dihapus di Jakarta, Tangerang, dan Bandung, kini Pemerintah Karawang pun menghapus mural yang sempat menjadi tontonan publik di Jalan Tuparev.

Ada dua mural bernada kritik terhadap pemerintah di Karawang. Mural pertama berupa kalimat dengan bunyi ”Butuh Logistik Bukan Tipu Daya Politik”, sedangkan satu mural lainnya berbunyi ”Pemerintah Kami Kelaparan Not Found”.

Mural dengan bunyi ”Pemerintah Kami Kelaparan Not Found”, Rabu 1 September 2021, telah berganti kalimat menjadi ”Jangan Panik ini Cuman Mural”.

Sementara, mural berbunyi “Butuh Logistik Bukan Tipu Daya Politik” dihapus dengan cat war ga gelap. Hilangnya dua mural tersebut tak pelak mengundang perhatian ma sya rakat pula.

Baca Juga: Mural dan Penguasa yang Kesal, Lupakah Kita pada 'Merdeka Ataoe Mati'?

”Saya juga kurang tahu kapan dihapusnya. Bahkan saat mural dibuat pun saya tidak tahu kapan itu,” ujar Adun (37), pedagang kaki lima yang biasa mangkal di trotoar Jalan Tuparev, seperti dilaporkan kontributor Pikiran Rakyat Dodo Rihanto, Rabu 1 September 2021.

Coretan dinding (mural) yang bernada satire atau bahkan kritik keras terhadap pemerintah, seharusnya disikapi sebagai bahan introspeksi oleh pemerintah.

Terlepas dari elemen vandalisme karena dilakukan di ruang publik secara sembunyi-sembunyi, mural atau grafiti yang dicoretkan sebagai sarkasme utamanya berangkat dari sebuah kegelisahan, protes, dan kemarahan masyarakat.

Seniman yang juga merupakan dosen di salah satu perguruan tinggi di Kota Bandung, Mufti Priyanka, mengatakan, esensi mural adalah salah satu bentuk seni jalanan (street art) yang berbentuk gambar atau tulisan di dinding. Tak semua mural bernada satire atau bahkan sarkas. Ada pula yang bernilai estetis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat