PIKIRAN RAKYAT - Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu geram dengan pernyataan anak buah Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga soal biaya kereta cepat Jakarta-Bandung.
Pasalnya, Arya Sinulingga menyebutkan bahwa biaya kereta cepat Jakarta-Bandung yang mengalami pembengkakan adalah hal yang wajar.
"Pembengkakan itu hal yang wajar. Namanya pembangunan awal dan sebagainya, itu membuat hal yang jadi agak terhambat. Jadi, di mana-mana juga kemunduran yang sebelumnya itu akan menaikkan cost," ujar Arya.
Arya Sinulingga pun menjelaskan alasan kereta cepat Jakarta-Bandung akhirnya mengunakan APBN karena masalah corona atau Covid-19.
"Problem-nya adalah corona datang, dan kita ingin pembangunan tepat waktu. Corona datang membuat beberapa hal menjadi terhambat," ujar Arya Sinulingga dalam keterangannya, Sabtu, 9 Oktober 2021.
Said Didu melalui akun Twitternya lantas menyerang Arya Sinulingga ada menanyakan letak kewajaran hal tersebut.
"Wajar? Eskalasi biaya lebih 10 persen dari rencana awal adalah pekerjaan orang yg tdk bisa merencanakan," katanya, dikutip dari akun Twitter @msaid_didu, Minggu 10 Oktober 2021.
"Study Jepang perkirakan biaya sekitar 6 milyar dolar ditolak karena tawaran China saat itu sktr 5 milyar dolar AS. Skrg melonjak menjadi 8,6 milyar dolar AS. Wajarnya di mana?" katanya lagi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini mengubah sikapnya dengan mengizinkan mengalokasikan dana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).