kievskiy.org

Mengenal Kuatnya Cancel Culture di Korea Selatan, Karier Artis Bisa Hancur Hanya dengan Satu Masalah

Ilustrasi.
Ilustrasi. /Pixabay/Geralt

PIKIRAN RAKYAT - Budaya pengenyahan atau yang lebih dikenal sebagai cancel culture menjadi hal yang tampaknya tidak terpisahkan dalam skandal selebriti, termasuk di Korea Selatan.

Cancel Culture di Korea Selatan begitu kuat, hingga satu masalah saja yang menimpa seorang selebriti bisa langsung menjatuhkan karier mereka.

Oleh karena itu, setiap kali ada selebriti yang terlibat dalam skandal, masyarakat dengan segera meminta mereka keluar dari dunia hiburan dan menyebabkan efek domino.

Skandal yang terjadi bisa berupa ucapan atau tindakan rasisme, seksisme, homofobia, perundungan, pelecehan seksual, hal sensitif terkait agama, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Menangis Saat Dihipnotis, Celine Evangelista Minta Maaf ke Stefan William dan Singgung Soal Kebahagiaan

Selebriti yang terpapar karena terlibat dalam perilaku yang kontroversial, sering kali dipanggil dan dikritik di media sosial, dianalisis apakah mereka layak untuk dimaafkan atau tidak.

Setelah itu, masyarakat akan memutuskan apakah selebirti itu diberi kesempatan kedua atau harus mengakhiri karier mereka.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari South Sonder pada Kamis, 28 Oktober 2021, adanya Cancel Culture yang begitu kuat di Korea Selatan bisa jadi disebabkan karena masyarakat tidak ingin para selebriti sebagai perwaiklan negara membahayakan citra negaranya.

Kepercayaan ini pun dikenal sebagai 'Kibun' yang berarti menyerap setiap segi kehidupan orang Korea, dan dapat digambarkan dengan kebanggan, wajah, suasana hati, atau keadaan pikiran dan perasaan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat