kievskiy.org

Ahli Hukum Sebut Budaya Kerja Polisi Lambat dan Malas: Responsnya Lama Sekali

Sejumlah anggota polisi mengamankan pendemo saat membubarkan aksi unjuk rasa memprotes ketimpangan pembangunan di Banten yang berlangsung di depan Gedung DPRD Banten di Serang, Senin (4/10/2021). Aksi digelar dalam menyambut HUT ke-21 Provinsi Banten. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc.
Sejumlah anggota polisi mengamankan pendemo saat membubarkan aksi unjuk rasa memprotes ketimpangan pembangunan di Banten yang berlangsung di depan Gedung DPRD Banten di Serang, Senin (4/10/2021). Aksi digelar dalam menyambut HUT ke-21 Provinsi Banten. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc. /ASEP FATHULRAHMAN ANTARA FOTO


PIKIRAN RAKYAT - Ahli hukum Johnson Panjaitan menyebutkan ada masalah terkait budaya kerja polisi. Dia menilai polisi saat ini bekerja lambat dan malas-malasan.

Hal itu disampaikan Johnson Panjaitan di tengah banyaknya kritik terhadap institusi Polri dalam beberapa hari terakhir.

"Memang ada masalah soal budaya kerja ya. Masih lelet, masih lambat itu jelas. Masih malas," kata Johnson Panjaitan dalam acara 'Oknum Melenceng, Institusi Polri Ikut Tercoreng!' yang disiarkan YouTube tvOneNews, Kamis, 28 Oktober 2021.

Baca Juga: Dibandrol Rp300 Jutaan, Honda City Terbaru Siap Jegal Toyota Vios?

Johnson mencontohkan budaya kerja polisi yang lambat seperti lama merespons laporan.

"Misalnya ibu-ibu udah melapor, responsnya lama sekali, giliran lapor ke Kompolnas sudah diskusi, baru cepat. Masa iya harus viral dulu sih baru cepat," katanya.

Selain itu, Johnson juga menyebut institusi Polri masih korup. Dia mencontohkan terkait kasus pemukulan pedagang di pasar di Medan yang malah jadi tersangka.

Terkait hal itu, Johnson menuding kepolisian terlampau bodoh menjadikan pedagang menjadi tersangka. Dia bahkan curiga insitusi Polsek yang ada di tempat kejadian terlibat dari jaringan preman.

"Menurut saya, jangan-jangan institusi polisi, mohon maaf, Polsek yang ada disitu terlibat atau jaringan para preman yang mengutip uang di pasar. Jadi tidak bisa hanya kasus itu yang diperiksa, atau Kapolseknya diganti," katanya.

Baca Juga: Ganjil Genap di 13 Ruas Jalan Jakarta, 773 Kendaraan Ditilang Dalam Satu Hari

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat