kievskiy.org

Diusulkan Dikaji Ulang, Berikut Kekurangan Pemungutan Suara di Luar Negeri

ILUSTRASI Pemilu.*
ILUSTRASI Pemilu.* /DOK. ANTARA

JAKARTA, (PR).- Ketua Badan Pengawas Pemilu Abhan mengusulkan pemungutan suara bagi warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri dikaji kembali penerapannya untuk pemilu mendatang. Abhan menganggap masih ada celah kekurangan dari masing-masing metode pemungutan suara yang ada

Selama ini, terdapat tiga jenis sistem pemungutan suara untuk di luar negeri, yakni melalui tempat pemungutan suara Luar Negeri (TPSLN), kotak suara keliling (KSK), dan metode pos. Dalam praktiknya, Abhan mengatakan, masing-masing metode memiliki permasalahannya sendiri.

Terkait TPSLN, Abhan menilai metode ini memiliki kekurangan tentang tidak terfasilitasinya pemilih dalam memberikan suara mereka karena terbatasnya waktu.

Baca Juga: SEA Games 2019, Juara Dunia Wushu Edgar Xavier Marvelo Kejar Emas Hari Ini

"Ini kasus yang terulang kembali mengenai kurang terfasilitasi pemilih yang sudah antri panjang karena masalah waktu. Begitu antusias tinggi, persiapan TPS-nya terbatas, waktu juga terbatas. Ini menjadi catatan kawan-kawan KPU. Karena ini juga soal bagaimana pendistribusian logistik," kata Abhan dalam siaran persnya, Minggu 1 Desember 2019.

Setelah TPSLN, dia juga menyoroti soal metode KSK yang dinilai dibentuk mendadak. Menurut dia, dampak kebijakan KSK oleh KPU mendadak membuat Bawaslu terburu-buru membentuk Pengawas KSK. Akibatnya, Pengawas KSK menjadi kurang matang dan kurang maksimal mengawasi di banyak wilayah.

Baca Juga: Tips Hijab Buat para Hijaber Muda

Selanjutnya, untuk metode pos pun menurut dia terdapat masalah. Dia mencontohkan kasus yang sempat ramai di Kuala Lumpur. Menurutnya, kasus itu disebabkan oleh metode pos yang sangat lemah dalam sistem pendistribusian logistiknya.

"Beberapa kali pemilu, Kuala Lumpur menyisihkan sejarah tersendiri. Mungkin secara politis pemilihnya paling besar karena 50 persen jumlah pemilih luar negeri ada di Malaysia khususnya di Kuala Lumpur. Ini kami melihat dari persoalan sistem dan juga bagaimana soal logistik yang menurut saya terdapat kelemahan. Sampai kemarin ada pemungutan suara ulang kan," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat