PIKIRAN RAKYAT - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memberi sinyal negatif bagi perekonomian Indonesia menjelang kesepakatan tarif impor baru oleh Amerika Serikat terhdap Tiongkok.
Peneliti INDEF Bhima Yudistira menyampaikan, kesepakatan baru yang akan diumumkan AS pada 15 Desember mendatang merupakan sinyal kuat terjadinya resesi di tahun 2020.
"Pemberlakuan tarif baru terhadap produk China akan membawa dampak negatif bagi perekonomian Indonesia," kata Bhima Yudistira saat dikonfirmasi Pikira-Rakyat.com via Whatsapp di Bandung, Selasa 10 Desember 2019.
Baca Juga: Wishnutama Usai Perankan Anak SMA di Hadapan Presiden Jokowi: Santuy Aja
Bhima menyebut, dampak pemberlakuan tarif baru secara tidak langsung membuat ekspor komoditas Indonesia melemah.
Barang konsumsi Tiongkok akan lebih mahal di pasar AS, padahal bahan baku produk negeri tirai bambu tersebut sebagian berasal dari Indonesia.
Ia mencontohkan pada sektor makanan dan minuman yang diproduksi Tiongkok membutuhkan minyak sawit dari Indonesia, artinya harga komoditas terancam turun karena anjloknya permintaan.
Baca Juga: Kasus Novel Baswedan, Presiden Jokowi Ultimatum Kapolri Tuntaskan dalam Hitungan Hari
Ini tentu dapat menjdi sinyal bahwa kinerja ekspor Indonesia masih buruk hingga tahun depan.