PIKIRAN RAKYAT - Menyandang predikat sebagai bangsa maritim, sejarah bahari negeri ini teramat kaya. Untuk mengenal kekayaan itu, warga Bandung tak perlu jauh-jauh mengunjungi Museum Bahari atau Museum Maritim di Jakarta.
Berjarak sepelemparan batu dari Padalarang, khazanah bahari Nusantara hingga berbagai pernik-pernik kehidupan pelaut bisa dilihat di Mugaba (Museum Galeri Bahari Banuraja) di Banuraja, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.
Bangunan tersebut betul-betul sudah sangat menggambarkan identitasnya sebagai museum bahari. Bentuk bangunan museum itu berupa kapal perang yang tergeletak di daratan.
Museum tersebut terdiri atas tiga lantai atau dek. Di dek satu, perahu layar kuno sudah mengadang langkah pengunjung. Perahu yang dikenal sebagai kapal jung/jong tersebut merupakan andalan para pelaut Nusantara tempo dulu saat berlayar di samudra.
Baca Juga: Penemuan Fosil Buktikan Cekungan Bandung Sebagai Kawasan Habitat Satwa Zaman Dulu?
Perahu kuno berbahan kayu itu juga menggunakan bilik bambu pada dinding tempat bernaung awak kapal. Di depan perahu terpampang keterangan hikayat kapal jung kala Kerajaan Sunda masih eksis.
Pada masa Kerajaan Sunda berpusat di Pakuan Pajajaran, terdapat beberapa kapal jung yang difungsikan untuk kebutuhan niaga dan kapal perang, karena Kerajaan Sunda juga memiliki enam bandar (pelabuhan) yang ramai dan terkenal.
Selain jung, miniatur kapal tradisional seperti pinisi, padewakang, jukung, leti-leti, serta kapal kuno Majapahit hingga Borobudur juga terpajang di sana.
Tak hanya itu, miniatur kapal perang macam KRI Tongkol-813, KRI Sutedi Senaputra-378, KRI Sidat-851 dan Kapal Angkatan Laut (KAL) Wayag 1-14-10 terdapat di Mugaba.