kievskiy.org

Kian Mengkhawatirkan, Jumlah Korban Meninggal Dunia Akibat DBD di NTT Semakin Melonjak

Pasien DBD yang dirawat di salah satu ruangan di RSUD TC Hillers, Rabu 11 Maret 2020.*
Pasien DBD yang dirawat di salah satu ruangan di RSUD TC Hillers, Rabu 11 Maret 2020.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Jumlah korban meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dongue (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah mencapai 37 orang.

"Sampai dengan pagi ini, dari seluruh data yang kami kumpulkan di 22 kabupaten/kota terkait DBD sudah ada 37 orang yang meninggal dengan jumlah kasus DBD sejak Januari hingga awal Maret 2020 mencapai 3.109 kasus," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi NTT David Mandala kepada Antara saat dihubungi dari Maumere, Kabupaten Sikka, Rabu 11 Maret 2020 .

Kasus kematian akibat DBD tersebut meningkat jika dibandingkan dengan satu hari sebelumnya yakni Senin 9 Maret 2020 yang berjumlah 33 kasus.

Baca Juga: Geram dengan Tindakan Baim Wong pada Anaknya, Paula Verhoven: Kok Kamu Buat Mainan

Dikatakan David bahwa dalam sehari jumlah kematian akibat DBD telah terjadi sempat kasus kematian sehari di beberapa kabupaten di provinsi berbasis kepulauan itu, salah satunya adalah di kabupaten Sikka yang kini menyumbang angka tertinggi untuk kematian.

"Kabupaten penyumbang kasus DBD tertinggi adalah kabupaten Sikka dengan angka kematian mencapai 14 orang, dan terdapat 1.216 kasus, " tambah dia.

Selain Kabupaten Sikka, Kota Kupang juga mencatat jumlah kasus DBD sudah mencapai 462 kasus dengan angka kematian mencapai 5 orang.

Baca Juga: Sekda Jabar Pastikan Penanganan Gempa Sukabumi Berjalan Cepat

Posisi ketiga ditempati oleh kabupaten Alor, dengan jumlah kasus mencapai 308 kasus dengan jumlah kasus mencapai tiga orang.

Ia mengatakan semakin meningkatnya jumlah pasien DBD yang meninggal di provinsi itu diakibatkan karena keterlambatan untuk membawa korban ke puskesmas atau RS agar bisa diperiksa.

Pemerintah provinsi juga sudah melakukan berbagai cara untuk menekan angka kematian akibat DBD. Salah satu cara adalah mengirimkan sejumlah dokter spesialis ke sejumlah daerah yang terparah kasus DBD-nya.

Baca Juga: Usai Kenaikan Iruan BPJS Kesehatan Dibatalkan, RSUP Hasan Sadikin Tegaskan Tak Akan Turunkan Kualitas Layanan

Bahkan saat ini khusus untuk kabupaten Sikka saja, provinsi NTT mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat seperti dokter ahli dan perawat.

Masyarakatpun diminta agar tetap menjaga kebersihan lingkungan serta memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk aedes aegypty.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat