kievskiy.org

Didoktrin Paham Pancasila dan Soeharto Itu Tagut, Ali Imron Kupas Awal Semula Tepapar Terorisme

Mantan teroris kasus Bom Bali I, Ali Imron, buka suara soal temuan 198 pesantren yang diduga terafiliasi dengan jaringan teroris oleh BNPT.
Mantan teroris kasus Bom Bali I, Ali Imron, buka suara soal temuan 198 pesantren yang diduga terafiliasi dengan jaringan teroris oleh BNPT. /YouTube/Karni Ilyas Club

PIKIRAN RAKYAT - Ali Imron yang merupakan salah satu aktor di balik tragedi Bom Bali I, mengungkapkan bagaimana dia terpapar paham terorisme.

Hal tersebut dia ungkapkan saat berbincang dengan Karni Ilyas di kanal YouTube Karni Ilyas Club baru-baru ini.

Awalnya, Ali Imron menjelaskan jika sebuah pesantren yang diduga terafiliasi dengan teroris ketika ditanyai tentang jihad Irak atau jihah Suriah, mayoritas pesantren akan setuju.

"Terutama pesantren yang di bawah atau ada kaitannya dengan DI (Darul Islam) atau pesantren kami, JI (Jemaah Islamiyah) dan mungkin pesantren-pesantren yang di luar (naungan) NU dan Muhammdiyah," kata Ali Imron.

Baca Juga: Ngabalin Tantang Rocky Gerung Berhadapan Langsung: Kejeniusanmu Harus Diuji

Jika BNPT menyampaikan data tersebut, kata Ali Imron, masyarakat tidak perlu resah karena hal itu sudah bukan barang baru di Indonesia.

"Itu sejak dulu, kan sering saya sampaikan bahwa disebabkan oleh paham Muklas (terpidana mati Bom Bali I, Ghufron) almaruhum yang ditanamkan kepada saya ketika usia kelas 4 SD," katanya.

"Ketika itu Muklas sekolah di pondok pesantren Al Mukmin Ngurki Solo. Saya umur segitu sudah mengerti bahwa Pancasila itu Tagut, Soeharto itu Taqut, harus dilawan dengan Jihad. Kita ini berkewajiban mendirikan negara yang berdasarkan Islam secara seratus persen atau negara Islam," sambungnya.

Baca Juga: Pandangan Ali Imron soal BNPT Sebut 198 Pesantren Diduga Disusupi Teroris: Faktanya Begitu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat