PIKIRAN RAKYAT - Tim peneliti dari berbagai lembaga penelitian dan universitas baru-baru ini melakukan survey mengenai animo masyarakat melakukan mudik menjelang hari raya idulfitri di tengah pandemi Covid-19.
Hasilnya, masih ada sekitar 43% dari 3.853 responden yang disurvey pada periode 28-31 Maret 2020 yang berencana mudik.
Survey tersebut dilakukan oleh Tim Panel Sosial Untuk Kebencanaan. Tim tersebut anggotanya berasal dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), UI, Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Politeknik Statistika Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, U-INSPIRE, Jurnalis Bencana dan Krisis Indonesia serta didukung oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Baca Juga: Mengenal Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Komplikasi dari Insomnia
Salah seorang peneliti dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) dan terlibat dalam Tim Panel Sosial untuk Kebencanaan, Dicky Pelupessy, mengatakan, dirinya mengapresiasi pernyataan Presiden Joko Widodo yang melarang mudik bagi masyarakat secara umum, belum lama ini.
Meskipun, pernyataan presiden bisa dinilainya terlambat ditegaskan. Pasalnya, merujuk kepada hasil survey Tim Panel Sosial untuk Kebencanaan, animo responden untuk mudik masih sangat besar.
"Meskipun terlambat, perlu diapresiasi. Sebetulnya orang mudik itu tidak muncul dalam sekali waktu. Misalnya, hanya seminggu menjelang lebaran.
Baca Juga: Alasan Perubahan Fungsi Kartu Pra-Kerja, Terdapat 2 Bagian Insentif
Di studi kami, orang itu bilang merencanakan mudik pada awal April, kemudian awal ramadan, kemudian pada saat cuti bersama, menjelang idul fitri, kemudian setelah idul fitri," kata dia, Rabu 22 April 2020.