PIKIRAN RAKYAT - Belanja negara untuk sektor kesehatan disebut masih rendah dibandingkan negara lainnya di Asia Tenggara.
Pemerintah perlu mengoptimalkan sumber-sumber dana yang tersedia untuk dialokasikan ke sektor kesehatan.
Hal tersebut merupakan benang merah diskusi bertajuk "Masa Depan Penyintas Kanker di Indonesia: Inovasi Pembiayaan Kesehatan untuk Keberlanjutan Layanan Pengobatan Kanker", Sabtu (5/2/2022).
Hasil diskusi yang diselenggarakan Ikatan Ekonomi Kesehatan Indonesia tersebut akan menjadi bahan rekomendasi tertulis untuk pemerintah, terkait optimalisasi layanan dan anggaran kesehatan.
Baca Juga: Sinopsis Film Olympus Has Fallen, Aksi Penyelamatan Amerika dari Ancama Bom Nuklir
Ketua Ikatan Ekonomi Kesehatan Indonesia, Hasbullah Thabrany mengatakan, saat ini total belanja kesehatan Indonesia masih di bawah rekomendasi WHO, yakni 5% dari PDB atau minimal 1% dari total APBN.
Belanja kesehatan Indonesia juga masih rendah dibandingkan beberapa negara lain di Asia, bahkan Asia Tenggara.
Ia juga menyoroti peran BPJS sebagai pengelola program jaminan kesehatan yang terus mengalami defisit dalam beberapa tahun terakhir.