kievskiy.org

Pergeseran Makna Sahur on The Road, dari Sedekah Makanan Jadi Rawan Aksi Bentrokan

Ilustrasi sahur on the road.
Ilustrasi sahur on the road. /PIXABAY/Skitterphoto

PIKIRAN RAKYAT – Sahur on The Road (SOTR) pada zaman dahulu memiliki makna melaksanakan sahur sebelum berpuasa Ramadhan, dengan cara berkeliling kota naik kendaraan untuk membagikan makan sahur kepada yang membutuhkan.

Namun kini, Sahur on The Road mengalami pergeseran makna dari sedekah makanan menjadi ajang kumpul-kumpul oknum kelompok untuk berkeliling kota yang rawan akan terjadinya bentrokan dan kecelakaan serta tindakan anarkisme.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, yang melarang warganya untuk melaksanakan kegiatan tersebut di wilayahnya.

Baca Juga: Bom Perang Dunia II Dikira Pipa Pembuangan Limbah, Pria di Ceko Tewas Kena Ledakan

"Kami tidak ingin ada masyarakat kita yang menjadi korban hanya karena mereka terjadi benturan-benturan yang menurut kami masalah yang tidak penting terutama kejadian ini sering terjadi kepada anak-anak sekolah," katanya.

Ia menyampaikan bahwa Pemkot Tangerang bersama aparat kepolisian terus berupaya menciptakan situasi kota yang nyaman, aman, dan harmonis.

"Hanya saja untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat ini tidak bisa menjadi tanggung jawab pemerintah dan kepolisian saja, tapi kita semua terlebih kepada para orangtua dalam mendidik anak-anaknya," katanya.

Baca Juga: Uni Eropa Setuju Bekukan Aset Putri Vladimir Putin, Saksi Rusia Semakin Tajam

Hal serupa disampaikan Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Komarudin, ia mengatakan pihaknya melarang kegiatan SOTR sebagai upaya untuk menghindari gesekan antarkelompok, sehingga menghilangkan makna aslinya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat