kievskiy.org

Berdarah-darah Buntut Larangan Ekspor CPO, Petani Sawit Gelar Demo Besar-besaran Hari Ini

Kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa 26 April 2022.
Kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa 26 April 2022. /Antara/Makna Zaezar

PIKIRAN RAKYAT - Jokowi diminta untuk melindungi nasib 16 juta petani sawit di Tanah Air yang saat ini berdarah-darah buntut dari larangan ekspor Crude palm oil (CPO) dan minyak goreng.

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengatakan aturan tersebut berdampak  pada turunnya harga tandan buah segar (TBS) sawit sebesar 70 persen di 22 provinsi produsen sawit.

Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat ME Manurung mengatakan larangan ekspor minyak goreng dan CPO telah berdampak langsung kepada anjloknya harga TBS kelapa sawit di seluruh Indonesia, terkhusus sentra perkebunan kelapa sawit.

Baca Juga: Doddy Sudrajat Bantah Tudingan Mantan Istri Perihal Uang Asuransi Vanessa Angel: Daddy Ada Kerjaan

"Kami meminta Presiden untuk meninjau ulang kebijakan larangan ekspor sawit dan produk minyak goreng sawit (MGS) serta bahan bakunya karena dampaknya langsung ke harga TBS sawit," tuturnya, Senin, 16 Mei 2022.

Gulat ME Manurung mengatakan saat ini dari 1.118 pabrik sawit se-Indonesia, paling tidak 25 persen telah menghentikan pembelian TBS sawit petani.

Ini terjadi setelah harga TBS petani anjlok 40-70 persen dari harga penetapan Disbun, dan ini terjadi secara merata sejak larangan ekspor 28 April 2022 lalu.

Baca Juga: Bantah Tudingan Sebagai Pelaku KDRT, Amber Heard: Saya Tak Mungkin Sakiti Dia, Saya Mencintainya

"Kami berpacu dengan waktu karena sudah rugi 11,7 triliun rupiah sampai akhir April lalu, termasuk hilangnya potensi pendapatan negara melalui Bea Keluar, terkhusus Pungutan Ekspor dimana sejak Februari sampai April sudah hilang Rp3,5 Triliun per bulannya," ucap Gulat ME Manurung.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat