kievskiy.org

Pakar Ekonomi: Soeharto Jatuh karena Naikin BBM Tinggi Banget...

Sejumlah mahasiswa berunjuk rasa di depan kampus Universtas Islam Negeri (UIN), Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 5 September 2022. Dalam aksinya mereka menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sejumlah mahasiswa berunjuk rasa di depan kampus Universtas Islam Negeri (UIN), Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 5 September 2022. Dalam aksinya mereka menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). /Antara/Abriawan Abhe

PIKIRAN RAKYAT - Pakar ekonomi Rizal Ramli buka suara mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang memiliki dampak keras terhadap keadaan ekonomi masyarakat Indonesia.

Rizal Ramli menilai inflasi makanan bisa sampai 15 persen meski inflasi negara memang hanya sekira 5 persen. Sebelum kenaikan harga BBM, inflasi makanan sudah sampai 11,5 persen.

“Buat rakyat kita, inflasi makanan itu yang penting. Dengan ini, nih, inflasi sampai akhir tahun, makanan bisa (inflasi) 15 persen,” tutur Rizal Ramli.

Dia menilai inflasi makanan akan semakin menyulitkan rakyat yang sudah kesusahan dalam mendapatkan makanan sedangkan orang-orang pemerintah tidak begitu mengalami dampaknya.

Baca Juga: Petir Lagi-Lagi Diduga Jadi Sebab Tangki Pertalite Pertamina di Terminal Balongan Indramayu Terbakar

Rizal juga menceritakan mengenai seorang ibu dari dua anak yang memohon saran darinya dalam menghadapi kenaikan harga BBM ini.

Suami dari ibu tersebut hanya memiliki gaji UMR dan kenaikan BBM menyebabkan mereka perlu memilih antara motor dan stok makanan mereka yang hanya sebatas mi instan.

Rizal tidak tega untuk memberikan jawaban karena seharusnya hal itu bukan pilihan akhir bagi keluarga tersebut. Solusi bagi masyarakat yang kesusahan seperti keluarga itu terdapat di tangan pemerintah yang bisa menurunkan harga BBM.

“Turunin harga BBM, jangan naikkin. Jadi rakyat enggak dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit itu,” ucap Rizal Ramli.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat