kievskiy.org

BMKG Imbau Pemerintah dan Masyarakat terhadap Fenomena La Nina Triple Dip Serta Dampaknya

Ilustrasi efek La Nina Triple Drip.
Ilustrasi efek La Nina Triple Drip. /Pixabay/geralt

PIKIRAN RAKYAT – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebutkan fenomena La Nina ‘Triple-Dip’ 2020-2023 perlu diwaspadai oleh banyak negara di dunia, termasuk di Indonesia.

“Triple Dip La Nina adalah fenomena unik. Masyarakat dan pemerintah pusat hingga daerah perlu mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, bandang, angin kencang, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan lain sebagainya,” kata Dwikorita Karnawati, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa fenomena tersebut sudah berlangsung pada pertengahan tahun 2020 dan diprediksi akan tetap berlanjut hingga awal tahun 2023, yang artinya fenomena tersebut akan terus terjadi selama tiga tahun berturut-turut, sehingga dinamai Triple-Dip.

Baca Juga: BMKG Soroti Fenomena La Nina Triple-Dip di Indonesia: Tiap Daerah Perlu Waspada

Sebelumnya, fenomena cuaca dan iklim tersebut sudah pernah terjadi di tahun 1973-1975 dan 1998-2001. Hal tersebut yang menyebabkan sebagian wilayah di Indonesia mengalami musim hujan lebih awal.

Selain mengingatkan masyarakat dan pemerintah terkait fenomena tersebut, Dwikorita juga menekankan kewaspadaan munculnya berbagai penyakit imbas fenomena iklim dan cuaca itu.

“Yang perlu juga diwaspadai adalah penyakit yang biasa muncul di musim hujan, mulai dari diare, demam berdarah, leptospirosis, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit, dan lain sebagainya. Semua harus bersiap,” ujarnya.

La Nina merupakan fenomena perubahan suhu permukaan laut yang jauh lebih dingin (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya.

Baca Juga: La Nina Melemah Picu Peningkatan Curah Hujan hingga November 2022 di Indonesia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat