kievskiy.org

Pimpinan DPR Soal Tim Pencari Fakta Kasus Gagal Ginjal Akut: Percayakan Dulu ke Polisi

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menilai Tim Pencari Fakta Kasus Gagal Ginjal belum perlu dilakukan. Menurutnya biarkan saja kasus ini didalami terlebih dulu oleh aparat kepolisian.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menilai Tim Pencari Fakta Kasus Gagal Ginjal belum perlu dilakukan. Menurutnya biarkan saja kasus ini didalami terlebih dulu oleh aparat kepolisian. //Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol /Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol

PIKIRAN RAKYAT - Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menilai pembentukan Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Gagal Ginjal Akut belum waktunya dilakukan. Dia menilai biarkan kasus ini dipercayakan terlebih dulu kepada aparat kepolisian yang saat ini telah bekerja.

“Saya pikir percayakan dulu kepada pihak kepolisian yang sudah membentuk satgasus,” katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 3 November 2022.

Apalagi kata dia, saat ini aparat kepolisian sudah menindak dua perusahaan farmasi yang diduga melakukan dan membuat obat yang melebihi takaran sehingga menimbulkan kasus gagal ginjal akut.

Lebih jauh, Dasco juga tidak setuju jika Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dinilai lepas tanggung jawab dalam kasus ini. Menurut dia yang terjadi ini memang karena ada perbedaan waktu pada saat melakukan pengujian.

Baca Juga: Harga BBM Pertamina 1 November 2022, Simak Rincian Lengkapnya

“Nah ini juga belum kita tahu, apakah dalam waktu-waktu tertentu setelah diuji kemudian ada penambahan-penambahan dosis bahan yang tidak diperbolehkan, ya kita tunggu hasilnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Netty Prasetiyani Aher mengusulkan pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mendalami kasus gangguan ginjal anak.

Menurut dia tim ini penting untuk dibentuk karena sampai saat ini sudah ada ratusan anak yang meninggal dunia. Belum lagi masih terjadi kesimpangsiuran informasi dalam kasus ini.

“Ratusan nyawa anak Indonesia, calon generasi penerus bangsa melayang, tapi informasi penyebabnya masih gelap dan sangat terbatas,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat