kievskiy.org

32 Persen Remaja Putri Alami Anemia, Perilaku Konsumsi Jadi Penyebabnya

Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melakukan penyuluhan terkait bahaya anemia dan cacingan serta pemeriksaan kesehatan di SMP Negeri Satu Atap, Desa Pantai Bakti, Muara Gembong, Bekasi, beberapa waktu lalu.
Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melakukan penyuluhan terkait bahaya anemia dan cacingan serta pemeriksaan kesehatan di SMP Negeri Satu Atap, Desa Pantai Bakti, Muara Gembong, Bekasi, beberapa waktu lalu. /Dok. Humas UI

PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak 3-4 dari 10 remaja putri di Indonesia menderita anemia.

Data tersebut merujuk Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2018 yang menunjukkan prevalensi anemia remaja putri sebesar 32 persen.

”Salah satu penyebabnya malanutrisi, baik karena defisiensi besi maupun karena kecacingan, khususnya di daerah dengan sanitasi rendah dan akses terhadap air bersih yang terbatas,” ujar Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Isabella Kurnia Liem, yang juga dosen Departemen Anatomi FKUI, dalam keterangan tertulis Humas UI, belum lama ini.

Baca Juga: 41,9 Persen Remaja Perempuan di Jawa Barat Mengalami Anemia

Jika dibiarkan, anemia berisiko memengaruhi kesehatan remaja, misalnya gangguan pada kesehatan jantung, paru, kehamilan, tumbuh kembang, dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.

Hal itu dapat menghambat perkembangan mereka untuk produktif, kreatif, dan berdaya saing di masa depan.

Melihat kondisi tersebut, Tim Pengmas FKUI melakukan kegiatan penyuluhan terkait dengan bahaya anemia dan cacingan di SMP Negeri Satu Atap, Desa Pantai Bakti, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.

Sebanyak 83 siswi mengikuti penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan yang berlangsung secara berkala sejak Juli-Oktober 2022.

Baca Juga: 6 Cara Meningkatkan Hb Bagi Ibu Hamil yang Anemia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat