kievskiy.org

Pupuk Bersubsidi Langka Jadi Persoalan Menahun, Kerap Hambat Petani Saat Musim Tanam

Petani mencampur pupuk untuk tanaman cabai merah dengan latar belakang Gunung Semeru di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur.
Petani mencampur pupuk untuk tanaman cabai merah dengan latar belakang Gunung Semeru di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur. /Antara/Seno

PIKIRAN RAKYAT - Komisi VI DPR mengundang sejumlah distributor dan pengecer pupuk untuk meminta masukan mereka dalam upaya memperbaiki kebijakan pupuk bersubsidi yang kerap dikeluhkan petani.

”Kami ingin mendapatkan informasi soal masalah ran­tai pasok distribusi secara langsung, baik dari distributor juga pengecer dan gapoktan,” kata Ketua Komisi VI DPR, Aria Bima dalam rapat dengar pendapat panitia kerja distribusi pupuk dengan distributor dan pengecer pu­puk di Jakarta, Senin, 28 November 2022, seperti dilansir Antara.

Aria Bima mengaku telah mendengar banyak keluhan soal distribusi pupuk bersubsidi melalui media sosial dan media arus utama. Ada ke­luhan bahwa pupuk langka hingga terlambat disalurkan, khususnya di musim tanam.

”Itu masalah bukan hari ini saja, tapi terus berulang dan sering terjadi setiap tahunnya. Saya sudah 20 ta­hun di sini dan pupuk selalu jadi masalah di lapa­ngan. Ini dikhawatirkan akan ber­dam­pak pada penurunan hasil panen yang memang rentan terhadap masalah di tingkat petani,” katanya.

Baca Juga: Yamaha Kembangkan Teknologi Baru, Motor Dijamin Anti Jatuh Saat Kecepatan Rendah

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Distributor Pupuk Indonesia (ADPI), Agung Wahyudi menjelas­kan, masalah pupuk bersubsidi terjadi sejak dari ta­hapan perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan. 

Permasalahan di tahap pe­rencanaan antara lain karena belum maksimalnya pen­dam­pingan penyusunan rencana definitif kelompok ­(RDKK) di kelompok tani. Tidak semua petani yang ber­hak mendapat pupuk ber­subsidi, masuk dalam sistem RDKK.

”Belum stabilnya sistem informasi RDKK dan alokasi ketersediaan pupuk bersubsidi yang belum mencukupi kebutuhan petani, serta lambatnya regulasi alokasi pu­puk bersubsidi,” katanya.

Agung juga menjelaskan, masalah di tingkat pelaksa­naan yaitu sulitnya pengecer membagi jatah pupuk ber­subsidi kepada petani/­ke­lompok tani apabila jumlahnya di bawah RDKK. 

Baca Juga: Selain Usia, Lima Faktor Berikut Picu Munculnya Uban di Usia Muda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat