kievskiy.org

Pemerintah Tak Masalah Dianggap Curang Usai Terbitkan Perppu Cipta Kerja: Lihat Nanti di Sidang DPR

Ilustrasi rapat DPR.
Ilustrasi rapat DPR. /DPR DPR

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD kembali menegaskan bahwa Perppu Cipta Kerja dibuat karena alasan situasi ekonomi global yang diprediksi akan mengalami masalah pada tahun 2023 ini.

Dia menekankan bahwa alasan mendesak dari diterbitkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja itu adalah karena Indonesia diprediksi mengalami permasalahan ekonomi pada tahun 2023 ini.

"Untuk yang kesekian kalinya saya sampaikan, Perppu Cipta Kerja itu dibuat oleh pemerintah karena situasi ekonomi global. Ini saya bicara dunia global, seperti halnya di sidang-sidang kabinet, saya katakan kalau saya tidak ikut sidang kabinet mungkin saya ikut mengkritik ini UU Cipta Kerja," tuturnya kepada awak media, Minggu, 8 Januari 2023.

"Tapi karena saya ikut sidang kabinet, saya tahu ada hal-hal yang harus segera dikeluarkan tanpa harus melanggar UU, meskipun tidak membuat UU, yaitu Perppu Cipta Kerja," ujar Mahfud MD menambahkan.

Baca Juga: Sudah Berkali-kali Pemilu, Modal Gagasan Justru jadi Bekal Kampanye yang Terlupakan

Prediksi 4 Lembaga Ekonomi Dunia

Dia menekankan alasan dibuatnya Perppu tersebut adalah karena kondisi ekonomi dunia yang terancam bermasalah pada tahun 2023 ini. Apalagi, empat lembaga ekonomi Dunia sudah memperkirakan hal itu akan dialami Indonesia.

"Tahun 2023 itu dunia internasional sudah pasti akan mengalami badai ekonomi, itu akan terjadi resesi, inflasi, stagnasi, krisis energi, dan sebagainya. Nah, empat lembaga keuangan internasional menilai Indonesia akan mengalami masalah di dalam pertumbuhan terkait dengan perkembangan ekonomi global," tutur Mahfud MD.

"Apa empat lembaga itu? Yaitu, satu, world bank, yang kedua IMF, yang ketiga IDB, yang ketiga OECD, memperkirakan Indonesia itu pertumbuhannya di tahun 2023 hanya akan berkisar antara 4,7 sampai maksimal 5. Sementara proyeksi atau target kita pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi kita, targetnya minimal 5,3," katanya menambahkan.

Tidak hanya itu, masalah geopolitik juga diprediksi akan menyebabkan berbagai masalah bagi dunia, salah satu yang paling mencolok adalah invasi Rusia di Ukraina yang sampai saat ini belum selesai.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat