kievskiy.org

Curhat Ayah dari 2 Putri yang Tewas di Tragedi Kanjuruhan, Sempat Dapat Ancaman

Tragedi Kanjuruhan.
Tragedi Kanjuruhan. /Twitter/@PelatihBart

PIKIRAN RAKYAT - Tiga bulan berlalu, beberapa keluarga korban tragedi Kanjuruhan masih mencari keadilan. Seorang ayah yang dua putrinya tewas dalam insiden memilukan itu mengaku sempat melaporkan kasus ini ke dua kantor polisi berbeda, tetapi laporannya ditolak.

Setelah laporannya ditolak, pria bernama Devi Athok Yulfitri itu menghubungi Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Kepanjen. Athok membuat surat kuasa autopsi untuk kedua putrinya, Natasya Ramadani dan Naila Angraini pada 10 Oktober 2022.

Setahu Athok, seharusnya pihak kepolisian yang meminta autopsi padanya. Tetapi, yang terjadi malah sebaliknya.

Baca Juga: Pengakuan Ayah yang 2 Putrinya jadi Korban Kanjuruhan: Laporan Ditolak Polisi dan Diintimidasi Pemdes

“Ini kan saya meminta kedua putri saya untuk autopsi sebagai bukti anak saya meninggalnya gak wajar. Wong saya sendiri kan yang memandikan mereka, tahu kondisi jenazah mereka gimana. Tanggal 11 (Oktober 2022) saya dapat ancaman itu, dapat ancaman dari kepolisian,” kata dia.

Menurut keterangan dia, ancaman diterimanya via telepon. Selain itu, dia mengaku didatangi oleh lima anggota polisi dari Polres Kepanjen dan ditegur soal pengajuan autopsi karena keluarga lain tidak mengajukan.

Athok menyebut salah satu dari mereka bertanya padanya dengan kalimat, ‘Gak sayang nyawa kamu?’. Setelah menunjuk penasihat hukum dan membuat laporan kembali, perjuangan yang dilakukannya penuh drama.

Baca Juga: 115 Hari Tragedi Kanjuruhan, Korban Selamat Butuh Uluran Pemerintah Biayai Pengobatan Lanjutan

“Dramanya telenovela, katanya nunggu atasan. Atasan yang mana? Atasan Tuhan atau siapa kan gak tahu saya, saya orang bodoh. Sampai jam 5 itu saya baru dibikin LP (Laporan Polisi) dan copy paste dari kesaksian saya,” ucapnya di kanal YouTube Novel Baswedan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat