kievskiy.org

Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan Ungkap Fakta yang Belum Terkuak, Desak Komnas HAM Lakukan Investigasi Ulang

Devi Athok (kiri) mengungkap kejanggalan Tragedi Kanjuruhan yang belum terkuak kepada publik.
Devi Athok (kiri) mengungkap kejanggalan Tragedi Kanjuruhan yang belum terkuak kepada publik. //tangkapan layar YouTube Novel Baswedan /tangkapan layar YouTube Novel Baswedan

PIKIRAN RAKYAT – Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang di Stadion Kanjuruhan Malang tidak masuk dalam kategori pelanggaran Komnas HAM. Pihak Komnas HAM memutuskan hasil tersebut berdasarkan laporan pemantauan dan penyelidikan tergadi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan.

Sontak saja keputusan tersebut membuat keluarga korban Tragedi Kanjuruhan makin merasa sedih lantaran seolah hilangnya nyawa keluarga mereka tak ada harganya. Para keluarga ini pun masih menuntut keadilan dalam tragedi yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.

Sosok Devi Athok Yulfitri yang kehilangan dua anaknya dalam Tragedi Kanjuruhan tak henti mencari keadilan. Padahal saat ingin mencari keadilan, Athok mengaku sering mendapatkan ancaman dari sejumlah pihak.

Athok yang kehilangan dua anak sekaligus (Nayla dan Tasya) merasakan kesedihan mendalam lantaran kehilangan harta berharga dalam hidupnya. Meski sempat down dan tak berani melawan lantaran mendapat ancaman, Athok justru tak patah arang.

Baca Juga: Korban Tragedi Kanjuruhan Butuh Biaya Pengobatan Lanjutan, Pemerintah Diminta Menanggung sampai Sembuh

Pada Oktober 2022 lalu, Athok ingin anak-anaknya diautopsi lantaran menilai adanya kejanggalan antara kondisi korban dengan keterangan pihak kepolisian. Menurut Athok, polisi menyebut anak-anaknya meninggal karena kena pukulan aparat.

Namun Athok merasa janggal lantaran saat memandikan jenazah anak-anaknya, dia tak mendapati luka lebam bekas pukulan. Selain itu terdapat busa di hidung anak-anaknya, dan wajah mereka menghitam seperti kekurangan oksigen.

Athok menyebut bahwa keterangan yang selama ini beredar telah dibuat-buat. Pasalnya, dia menerima jenazah anak-anaknya dalam kondisi berpakaian penuh kotoran dan lumpur, sedangkan foto yang diungkap ke publik justru masih sangat bersih.

Hal itulah yang membuat Athok makin curiga dengan hasil autopsi, dan mendesak adanya penyelidikan ulang oleh pihak berwajib. Pria 43 tahun ini juga menemui sejumlah tokoh penting untuk meminta keadilan bagi kedua anaknya yang telah tiada.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat