kievskiy.org

Cerita Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan, Mengaku Didatangi Polisi dan Diancam Saat Ingin Autopsi Jasad Putrinya

Devi Athok (kiri) mengungkap kejanggalan Tragedi Kanjuruhan yang belum terkuat kepada publik.
Devi Athok (kiri) mengungkap kejanggalan Tragedi Kanjuruhan yang belum terkuat kepada publik. /Tangkapan layar YouTube Novel Baswedan Tangkapan layar YouTube Novel Baswedan

PIKIRAN RAKYAT - Tiga bulan berlalu, tragedi Kanjuruhan masih menyisakan pilu. Cerita mencengangkan datang dari seorang ayah yang dua putrinya jadi korban tewas. Devi Athok Yulfitri mencari keadilan bagi dua putrinya, Natasya dan Nayla.

Namun, di tengah perjuangan Devi mendapatkan ancaman. Devi mengaku rumahnya didatangi oleh beberapa orang yang melontarkan kalimat dengan nada ancaman saat dirinya mengajukan autopsi untuk jenazah kedua putrinya.

Dia bercerita, mulai mendapat ancaman ketika memasang spanduk ‘usut tuntas tragedi Kanjuruhan’ bersama para Aremania.

“Terus banyak teman-teman yang dibawa sama polisi dan mau ditangkapin. ‘(Kata polisi) Kalau masang (spanduk) lagi taktangkap beneran’. Di rumah saya juga anak-anak dibikinkan spanduk RIP (Rest in Peace) Tasya Lala, saya didatangi sama Polsek Bululawang itu sekitar kalau gak salah tujuh orang,” ucapnya.

Baca Juga: WNI Dituduh Lecehkan Wanita Lebanon Saat Umrah, Kemlu Siap Ambil Langkah Hukum

Menurut penuturannya, orang-orang tersebut datang untuk memberikan sembako. Pada mereka, Devi menyatakan tidak mau mencopot spanduk yang ada di rumahnya.

Dia mengaku laporannya ke Polsek Kepanjen ditolak karena pihak kepolisian menyebut tragedi Kanjuruhan sedang diusut. Dia tak menyerah meski laporannya ditolak. Akhirnya, ia pun mendatangi Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Kepanjen.

“Di situ saya bikin kuasa ke Pak Imam Hidayat tentang tuntutan pidana dan perdata, dan waktu itu tandatangan sama LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) tentang perlindungan,” tuturnya di kanal YouTube Novel Baswedan.

Setelah mempunyai penasihat hukum, Devi kembali mengajukan permohonan autopsi. Beberapa orang dari Tim Gabungan Aremania (TGA) KNPI bersama penasihat hukum datang ke rumahnya dengan maksud memberi dukungan dan turut melindungi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat