kievskiy.org

KLB Campak pada Anak, Cakupan Imunisasi Masih Belum Ideal

Ilustrasi campak.
Ilustrasi campak. /Pixabay/mohamed_hasan

PIKIRAN RAKYAT - Cakupan imunisasi campak idealnya mencapai 95% untuk memutus mata rantai penularannya. Akan tetapi, saat ini persentase cakupan imunisasi campak masih di bawah standar yang ideal.

Dokter Spesialis Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI—RSCM), Mulya Rahma Karyanti menjelaskan data Kemenkes RI pada tahun 2020 dan 2021.

Data Kemenkes tersebut menunjukkan cakupan imunisasi dasar lengkap anak hanya mencapai 84%. Menurutnya, data tersebut memperlihatkan, bahwa kejadian luar biasa campak yang terjadi pada anak-anak belum lama ini sebagian besarnya menimpa mereka yang tidak pernah diimunisasi.  

Ia menuturkan, cakupan imunisasi yang tinggi bukan hanya melindungi individu yang mendapatkan vaksin tersebut, tetapi juga dapat melindungi orang di sekitarnya sehingga terbentuk herd-immunity. 

Baca Juga: Berebut Lahan Parkir, Pemuda di Bandung Nekat Bacok Teman hingga Tewas

Imunisasi campak merupakan bagian dari program imunisasi pemerintah dengan menggunakan vaksin campak rubela atau measles rubella (MR) yang dapat diberikan pada anak mulai usia 9 bulan.

“Pada seseorang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi campak lalu terpapar penyakit campak, pemberian vaksin campak dalam 72 jam setelah terpapar dapat mencegah terjadinya penyakit campak,” kata perempuan yang juga anggota Komite Ahli Verifikasi Nasional Eliminasi Campak dan Pengendalian Rubela/Congenital Rubella Syndrome (CRS), Kamis, 26 Januari 2023.

Lebih lanjut, Karyanti menuturkan, penyakit campak paling sering ditemukan pada bayi usia di bawah satu tahun, remaja, dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi campak secara adekuat. 

Baca Juga: Bendahara Desa di Lombok Timur Maling Anggaran Desa, Duit Ratusan Juta Habis di Meja Judi Online

Selain itu, seseorang yang mengalami gangguan kekebalan tubuh (imunokompromais) akibat penyakit kronik atau pengobatan yang menekan daya tahan tubuh (steroid jangka panjang, kemoterapi, atau immunoglobulin) juga akan rentan terhadap penyakit campak. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat