PIKIRAN RAKYAT - Terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Ferdy Sambo dituntut jaksa penuntut umum (JPU) hukuman pidana seumur hidup.
Dampak dari pembunuhan berencana yang diduga diotaki Ferdy Sambo, membuat 28 tahun masa kariernya di institusi kepolisian hancur. Eks Kadiv Propam itu harus menelan pahit ketika dijatuhi sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) pada 26 Agustus 2022.
Tak hanya kariernya yang hancur, Ferdy Sambo juga telah mengakhiri karier 7 rekan kerjanya di kepolisian. Yakni Brigjen Hendra Kurniawan, Kombes Agus Nurpatria, dan AKP Irfan Widyanto. Kemudian AKBP Arif Rahman, Kompol Baiquni, Kompol Chuck Putranto.
Kasus ini mau tidak mau berdampak signifikan terhadap reputasi institusi Polri. Bahkan dari hasil survei Litbang Kompas yang melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi pada 2022, menunjukkan reputasi Polri memiliki tren negatif.
Dalam rentang satu tahun sejak Oktober 2021, terjadi penurunan kredibilitas Polri sebesar 34 persen. Pada Oktober 2022, persentase citra Polri semakin memburuk dan bertengger pada kisaran 43,1 persen.
Lantas mampukan vonis Ferdy Sambo kembalikan citra Polri?
Lecturer in Public Relations Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Frizki Nurnisya mengatakan Polri sejatinya butuh citra yang positif agar mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari publik. Dengan adanya kepercayaan dari masyarakat, Frizki menilai kinerja polisi akan lebih efektif.
"Misalnya, masyarakat akan cenderung tertarik membantu polisi dengan memberikan informasi penting ketika polisi sedang menangkap buronan, mengungkap kasus ilegal, atau mengungkap kegiatan kriminal lainnya," katanya.
Baca Juga: Alasan Rizky Billar Beli Tanah 1300 Meter untuk Lesti Kejora: Tahu Gitu dari Dulu Numpang Hidup