kievskiy.org

Didamprat hingga 'Babak Belur', Ferdy Sambo: Sebelumnya Kehidupan Saya Begitu Terhormat

Terdakwa Ferdy Sambo.
Terdakwa Ferdy Sambo. /Antara/Indrianto Eko Suwarso

PIKIRAN RAKYAT - Agenda persidangan kasus pembunuhan berencana Brigadir J masuk ke tahap pembacaan pleidoi. Salah satu terdakwa yang telah selesai menyampaikan nota pembelaannya yakni Mantan Kadiv Propam, Ferdy Sambo.

Di kursi terdakwa, Ferdy Sambo menuturkan pleidoi yang telah dia susun sempat diberi judul 'Pembelaan yang Sia-sia'. Hal itu karena rasa frustrasi yang dia alami seletah mendapat cercaraan dari berbagai pihak.

Akan tetapi, rencana itu urung dilakukan sehingga pleidoi pun diberi tajuk 'Setitik Harapan dalam Ruang Sesak Pengadilan'. Meski merasa tak lagi memiliki ruang untuk menyampaikan pembelaan, tetapi lewat pleidoi tersebut Sambo tampak berupaya membela kebenaran yang dia yakini untuk terakhir kalinya.

Dalam nota pembelaan, Sambo merasa difitnah dan tertekan karena menerima berbagai cemooh yang mengoyak harkat dan martabatnya, baik sebagai seorang pria maupun kepala keluarga. Di balik jeruji besi, Mantan Kadiv Propam itu juga mendengar dirinya dituduh melakukan kejahatan-kejahatan besar sehingga terkesan seperti penjahat terbesar sepanjang sejarah manusia.

Baca Juga: Link Live Streaming Indosiar Persib Bandung vs Borneo FC, Statistik, Head to Head, Susunan Pemain Lengkap 

"Saya telah dituduh secara sadis melakukan penyiksaan terhadap Yosua sejak dari Magelang, begitu juga tudingan sebagai bandar narkoba dan judi, melakukan perselingkuhan dan menikah siri dengan banyak perempuan, perselingkuhan istri saya dengan Kuat Ma'ruf, melakukan LGBT, memiliki bunker yang penuh dengan uang, sampai dengan penempatan uang ratusan triliun dalam rekening atas nama Yosua," tutur Sambo.

Dampratan yang tak habis-habis membidik marwahnya, membuat Sambo 'babak belur' dan sulit membayangkan bagaimana dia dan keluarga bisa kembali hidup 'normal' di tengah stigma yang melekat.

"Tidak dapat saya bayangkan bagaimana saya dan keluarga dapat terus melanjutkan dan menjalani kehidupan sebagai seorang manusia, juga sebagai warga masyarakat, dengan berbagai tuduhan keji yang melekat sepanjang perjalanan hidup kami," tutur Sambo.

Agaknya mantan jenderal bintang dua itu merasa dunia begitu mudah 'terbalik'. Dia tak mengira titik terendah dalam hayatnya akan tersa seperti derita berkepanjangan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat