kievskiy.org

Ketum PBNU Soal Rasmus Paludan si Pembakar Al-Qur'an: Mari Kita Teruskan Saja Duduk Santai

Pemimpin Partai Sayap Kanan Swedia Rasmus Paludan Bakar Al Quran Berbuntut Panjang Hubungan Turki-Swedia
Pemimpin Partai Sayap Kanan Swedia Rasmus Paludan Bakar Al Quran Berbuntut Panjang Hubungan Turki-Swedia /Reuters/TT NEWS AGENCY Reuters/TT NEWS AGENCY

PIKIRAN RAKYAT - Tingkah Rasmus Paludan yang berkali-kali membakar Al-Qur'an turut disorot oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Haji Yahya Cholil Staquf. Dia menyebut politisi rasialis Swedia-Denmark itu merupakan orang putus asa yang hilang akal.

"Paludan hanya orang putus asa yang hilang akal karena melihat kekalahan tak terhindarkan dari kesombongan identitasnya sendiri," ucanya, Sabtu, 28 Januari 2023.

Menurut Yahya Cholil Staquf, meski kitab suci umat Islam dibakar, hal itu tidak sedikit pun menjadikan Al-Qur'an hina. Justru, tindakan Rasmus Paludan dinilai sia-sia.

Pasalnya, jika dia bermaksud menjauhkan orang dari Al-Qur'an, justru akan berdampak sebaliknya. Dia malah mendorong rasa penasaran bagi orang-orang yang belum mengetahui isi dari Al-Qur'an.

Baca Juga: Rasmus Paludan Bakal Terus ‘Bikin Onar’ hingga Swedia Masuk NATO, Ancam Bakar Al-Qur’an Tiap Jumat

"Whatever his cause is, it is doomed to fail (Apapun penyebabnya, pasti akan gagal)," ujar Apapun penyebabnya, pasti akan gagal.

"Mari kita teruskan saja duduk santai menikmati kesyahduan iman kita sendiri sambil menunggu Rasmus Paludan runtuh bersama segala cita-citanya, atau dia insaf kemudian berbelok ke jalan yang benar," katanya menambahkan.

Selain itu, jika pembakaran Al-Qur'an yang dilakukan politisi rasialis Swedia-Denmark tersebut ditujukan untuk melampiaskan kemarahan pada Turki, sejatinya Al-Qur'an tidak menanggung apapun yang menjadi tanggung jawab Turki. Apalagi, jika terjadi konflik universal atas perbuatan Rasmus Paludan, tidak akan ada kelompok, termasuk kelompoknya, yang bisa menang.

"Kalau dia bermaksud menyerukan agar Eropa kulit putih bersatu melawan Islam, perbuatannya justru memancing orang-orang Eropa di luar kelompoknya untuk melawannya," tutur Yahya Cholil Staquf.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat