kievskiy.org

Dilema Kebiri Kimia Bagi Pelaku Kekerasan Seksual: Antara Maraknya Kasus dan HAM Pelaku

Ilustrasi kebiri kimia.
Ilustrasi kebiri kimia. /Pixabay/Frolicsomepl

PIKIRAN RAKYAT - Kasus kekerasan seksual, terutama terhadap anak-anak, semakin marak terjadi di Tanah Air. Kemen PPPA mencatat, sejak 1 Januari 2022, sudah ada laporan 1.682 kasus kekerasan yang mereka terima, dengan 56,9 persen adalah anak-anak.

Sementara itu, jenis kekerasan yang paling banyak dialami korban adalah kekerasan seksual dengan 734 kasus. Kemudian di posisi kedua ada kekerasan fisik dengan 511 kasus.

Melihat maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia, Pakar hukum pidana Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof. Hibnu Nugroho pun menilai hukuman kebiri kimia bagi para pelaku harus segera dieksekusi. Hal itu bertujuan untuk memberikan efek jera, sehingga kasus pencabulan atau kekerasan seksual dapat diminimalisasi.

Guru Besar Fakultas Hukum Unsoed itu mengaku prihatin karena kasus pencabulan terhadap anak yang mengarah pada kekerasan seksual marak terjadi di berbagai daerah. Hal ini pun seharusnya sudah dinilai sebagai kejahatan yang cukup serius, terutama oleh aparat penegak hukum.

Baca Juga: Pertanda Anak Mengalami Pelecehan Seksual dan Apa yang Harus Dilakukan

"Masalah pencabulan saya kira suatu kejahatan yang cukup serius. Artinya memang ini tidak hanya cukup diantisipasi oleh penegak hukum (khususnya) polisi," ucap Hibnu Nugroho, Rabu, 25 Januari 2023.

Menurutnya, terjadinya kasus pencabulan juga harus diantisipasi oleh tokoh masyarakat maupun tokoh agama, termasuk para orangtua. Dalam hal ini, peran orangtua dan masyarakat untuk mencegah terjadinya pencabulan itu sangat penting serta menjadi peran yang sangat ditunggu-tunggu.

"Bukan sekarang tidak (tidak ada peran), tetapi pertanyaannya kenapa terjadi. Apakah orang tua lengah, apakah guru lengah, apakah tokoh masyarakat lengah," ujar Hibnu Nugroho.

Selain itu, meningkatnya kasus pencabulan tersebut apakah juga karena perkembangan teknologi informatika. Sehingga, masyarakat bisa melihat perkembangan-perkembangan yang kadang-kadang cenderung vulgar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat