kievskiy.org

Kisah Sapardi Djoko Sebelum Jadi Penyair: Pernah Tulis Cerita Anak Bahasa Jawa yang Dianggap Tak Masuk Akal

Penyair Sapardi Djoko Damono membacakan puisi pada acara Malam Pembacaan Puisi Hari Santri 2017, Ketika Kyai-Nyai-Santri Berpuisi
Penyair Sapardi Djoko Damono membacakan puisi pada acara Malam Pembacaan Puisi Hari Santri 2017, Ketika Kyai-Nyai-Santri Berpuisi /Antara/Dodo Karundeng

PIKIRAN RAKYAT - Google Doodle hari ini, 20 Maret 2023, merayakan hari kelahiran Sapardi Djoko Damono. Dia dkenal sebagai pujangga yang aktif menulis sejak duduk di bangku SMP.

Sapardi Djoko Damono menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaan pujangga bergelar profesor ini menulis pun berkembang saat dia menempuh kuliah di jurusan Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

"Sebenarnya sebelum menulis puisi, saya sudah pernah menulis cerita anak dalam bahasa Jawa. Tapi ceritanya ditolak karena dianggap tulisannya tidak masuk akal. Padahal ceritanya benar-benar terjadi," katanya dalam sebuah wawancara bersama Antara.

Sapardi Djoko Damono menulis puisi sejak duduk di bangku SMA pada 1957. Buku puisi pertamanya bertajuk "Duka-Mu Abadi" diterbitkan 12 tahun kemudian.

Baca Juga: 5 Puisi Romantis Sapardi Djoko Damono, Google Doodle Hari Ini Kenang Sosoknya

Tidak hanya puisi, dia juga banyak menulis cerita pendek, esai, serta sejumlah kolom/artikel di surat kabar. Sapardi Djoko Damono juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing.

Beberapa puisinya sangat populer saat ini di antaranya adalah "Aku Ingin", "Hujan Bulan Juni", "Pada Suatu Hari Nanti", "Akulah si Telaga", dan "Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari". Meski sarat simbolisme, tetapi sajak-sajak karya Sapardi Djoko Damono sederhana. Pilihan kata dan tema yang mudah dipahami pembaca, barangkali sudah jadi ciri khasnya.

"Jangan bikin yang ruwet, sajak itu sesuatu yang sederhana, manusiawi dan terjadi sehari-hari," ucapnya.

Bahagia saat menulis

Bagi Sapardi Djoko Damono, menulis adalah sumber kebahagiaan. Itu adalah suatu dorongan hati demi mencapai karya terbaik. Semakin sering menulis, semakin bagus pula hasilnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat