kievskiy.org

Varian Arcturus Picu Lonjakan Covid-19 di India, Epidemiolog Ungkap Cara Pencegahan Terbaik

Ilustrasi Covid-19 varian Arcturus.
Ilustrasi Covid-19 varian Arcturus. /Pixabay/Thor_Deichmann

PIKIRAN RAKYAT - Baru-baru ini, ditemukan subvarian Arcturus di India yang memicu lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan. Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), dr. Iwan Ariawan, MSPH menyatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dan panik terhadap subvarian baru Arcturus. Pencegahannya tetap dengan vaksinasi.‎

Subvarian tersebut telah menyebar ke negara lain seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Brunei Darussalam. ‎ “Dari hasil survei serologi yang sudah dilakukan Kemenkes RI dan FKM UI pada Januari 2023 didapatkan hasil bahwa hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19 baik dari infeksi maupun vaksinasi,” ujar dr. Iwan pada Rabu, 5 April 2023.

Arcturus atau XBB 1.16 itu, lanjutnya, merupakan subvarian baru dari Omicron yang penularannya cepat, namun gejala yang ditimbulkan tidak terlalu berat dan tingkat fatalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan varian sebelumnya seperti Delta. Dari analisis kematian yang diakibatkan Covid-19, didapatkan bahwa seseorang yang sudah divaksin memiliki risiko kematian yang jauh lebih kecil, terutama pada lansia.

"Jadi, vaksin ini sangat terlihat efeknya dan dari analisis yang kami lakukan, apa pun vaksinnya hasilnya kurang lebih sama,” ucap Iwan. Apabila seseorang melengkapi vaksinnya sampai booster kedua, antibodi pada tubuhnya menjadi lebih kuat dan risiko kematian menjadi lebih rendah.

Baca Juga: Covid-19 Varian Arcturus Muncul di Sejumlah Negara, Epidemiolog UI Sebut Tren Angka Kematian Masih Terkendali

Dengan jenis vaksin Covid-19 yang tersedia di Indonesia, menurut Iwan, dapat menangkal subvarian baru Arcturus karena variannya masih sama yaitu Omicron. Vaksin-vaksin yang ada di Indonesia sudah terbukti efektif untuk menghadapi varian Omicron dalam mencegah terjadinya sakit berat dan kematian. Selain vaksin, ia menyampaikan pencegahan terbaik lainnya adalah tetap menerapkan protokol kesehatan dan harus memperhatikan kembali tempat di mana risiko penularan yang tinggi dan siapa saja yang berisiko sakit berat.

“Karena penularannya yang melalui droplet atau percikan air liur, sehingga tempat-tempat keramaian seperti di transportasi umum atau tempat serupa lainnya memiliki risiko penularan yang tinggi, sangat dianjurkan untuk menggunakan masker. Hal ini berlaku baik Arcturus atupun varian lainnya," ujarnya.

Selain itu, yang perlu diperhatikan lagi adalah orang-orang yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid. "Karena jika orang tersebut terjangkit Covid-19 akan membuat penyakit bawaannya tersebut semakin parah,” tuturnya.

Jika seseorang sudah dinyatakan positif Covid-19, pertama kali yang bisa dilakukan adalah isolasi mandiri kurang lebih selama lima hari dengan syarat penderita memiliki gejala yang ringan, bukan orang lanjut usia, dan tidak ada komorbid. Untuk pengobatan penderita dengan gejala ringan, cukup istirahat dan isolasi mandiri.

Baca Juga: Mudik: Efektivitas Pelarangan dan Dampaknya Selama Pandemi Covid-19

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat