kievskiy.org

Riset: Indonesia Bisa Untung Lebih Banyak dari Potensi SDA Hutan dibandingkan Perkebunan Kelapa Sawit

perkebunan kelapa sawit di kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil Desa Lhok Raya, Kecamatan Trumon Tengah, Aceh Selatan, Aceh, Minggu 24 Oktober 2021.
perkebunan kelapa sawit di kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil Desa Lhok Raya, Kecamatan Trumon Tengah, Aceh Selatan, Aceh, Minggu 24 Oktober 2021. /Antara/Syifa Yulinnas

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia dapat meraup keuntungan dua kali lipat dengan mempertahankan areal hutannya daripada mengalihfungsikan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit. Sejak 1990, kawasan hutan alam Indonesia banyak yang diubah menjadi kebun kelapa sawit karena keuntungan dari industri ini dianggap sangat menjanjikan.

Indonesia mengubah 243.857 hektare kawasan hutan per tahun menjadi kebun kelapa sawit dan dilakukan terus-menerus sejak 1990. Luas hutan yang diubah setara dengan 4 kali luas DKI Jakarta.

Sementara itu di Papua, kawasan hutan sudah mencapai 30 juta hektare, atau sepertiga luas kawasan hutan Indonesia. Perubahan fungsi hutan menjadi kebun sawit di Papua dimulai sejak tahun 2017.

Menurut riset Pablo J. Acosta García, seorang PhD Student of Bioenergy dari Universidad Politécnica de Madrid (UPM), yang dipublikasikan di theconversation pada 23 Maret 2020, mengungkap bahwa pemerintah Indonesia dapat meraih untung lebih banyak jika mempertahankan kawasan hutan dibanding mengubahnya menjadi perkebunan kelapa sawit.

Baca Juga: Tersiar Video Hari Paskah Dirayakan di Arab Saudi, Simak Faktanya

Dari sisi ekonomi, Indonesia bisa meraup untung hingga US$3.795,44 atau setara Rp63.706.460,40 per hektare jika tetap mempertahankan keberadaan hutan. Sementara, keuntungan dari kebun kelapa sawit hanya sebesar US$2.153 atau setara Rp36.116.575 per hektare.

Bagaimana hutan memberikan manfaat ekonomi lebih

Industri kelapa sawit memang dapat meningkatkan taraf hidup kehidupan masyarakat khususnya di area pedalaman. Sebagai contoh di Papua, kelapa sawit bisa mendorong perkembangan infrastruktur, peningkatan harapan hidup (kesehatan), serta akses pendidikan yang semakin terbuka.

Masyarakat juga mendapat ilmu baru seperti pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan oleh perusahaan kelapa sawit terkait. Dalam penelitian menunjukkan bahwa skill ini membantu masyarakat dalam hal berdagang dari penjualan hasil kebun sawit untuk disalurkan ke berbagai perusahaan ketika musim panen.

Di samping itu, perusahaan juga yang membagikan lahan seluas empat hektare bagi setiap keluarga untuk mengembangkan tanaman kelapa sawit. Namun, terdapat hal lebih menguntungkan apabila kawasan hutan yang dipertahankan.

Hasil wawancara dengan masyarakat, menunjukkan bahwa berbagai keuntungan dari kelapa sawit ternyata masih lebih rendah dibanding dengan apa yang bisa diperoleh ketika mempertahankan kawasan hutannya. Kawasan hutan rupanya mampu memberikan berbagai bentuk manfaat ekonomi bagi masyarakat dalam bentuk makanan, air, kayu, hingga obat-obatan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat